Bisnis.com, JAKARTA – Gedung BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) bukukan laba Rp 13,8 miliar pada semester I/2024. Pendapatan ini meningkat 11% dibandingkan tahun lalu mencapai Rp 12,41 miliar.

Laporan keuangan yang dirilis Rabu (31/7/2024), ADHI meraup pendapatan Rp 5,68 triliun pada enam bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut disumbang oleh sektor teknik dan konstruksi yang berjumlah Rp4,45 triliun.

Sementara ADHI menurunkan biaya tetap ADHI sebesar Rp5,15 triliun atau 9,52% year-on-year (YoY). Setelah mengumpulkan pemasukan dan pengeluaran, BUMN Karya penyedia ini meraup keuntungan Rp 521,66 miliar.

Rozi Sparta, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, mengatakan peningkatan laba perseroan ditopang oleh pembangunan jalan Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, jalan Yogyakarta-Bawen serta pembangunan Apartemen Polri dan BIN IKN-Penajam Paser.

“Peningkatan laba ini menunjukkan ADHI masih bisa tumbuh di tengah kondisi industri konstruksi yang kurang mendukung,” ujarnya.

Dari sisi neraca keuangan, ADHI mencatatkan total aset sebesar Rp36,2 triliun pada semester I/2024. Pada saat yang sama, perusahaan mengurangi utang komersial sebesar 14% dan utang serta pinjaman bank sebesar 20%.

Artinya, utang ADHI diperkirakan sebesar Rp 26,9 triliun pada semester I/2024 atau 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau Rp 31,3 triliun. Modal negaranya Rp9,2 triliun.

Rozi menambahkan, dari sisi kas dari operasional, ADHI telah meraih nilai baik sebesar Rp1 triliun. Nilai tersebut diperoleh dari pelaksanaan pembayaran LRT sebesar Rp4,1 triliun dan pemenuhan tenggat waktu proyek perseroan. .dia menerapkan.

Pembayaran ini diharapkan dapat menambah dana ADHI untuk mendukung cepatnya penyelesaian proyek tersebut, kata Rozi.

Dengan proyek ini, leverage ADHI membaik dan total rasio utang terhadap ekuitas (DER) meningkat menjadi 2,91 kali dari sebelumnya 3,41 kali. Rasio leverage utang DER juga meningkat menjadi 1,04 kali dari 1,29 kali pada tahun lalu.

Rosie menjelaskan, rasio solvabilitas merupakan ukuran kemampuan suatu bisnis dalam melunasi utang atau pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, kondisi ini menandakan kondisi kerja ADHI semakin sehat.

Menurutnya, untuk mencapai tujuan implementasi pada tahun 2024, ADHI menggunakan prinsip keunggulan untuk meningkatkan produktivitas dalam operasionalnya. Untuk semester I/2024, ADHI mendapat kontrak baru senilai Rp 10,2 triliun.

Selain itu, ADHI lebih berhati-hati dan hati-hati dalam memilih setiap pekerjaan baru, dengan fokus pada sistem pembayaran yang baik. Selain itu, perusahaan mengontrol pembayaran proyek-proyek khusus untuk menjaga arus kas yang stabil.

__________

Penafian: artikel ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA