Bisnis.com, Jakarta – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyatakan berencana belanja modal hingga $250 juta pada tahun ini atau Rp 4,03 triliun (kurs gysdor 16.131 per dolar AS).

Direktur Adaro Minerals Indonesia Heri Gunawan menjelaskan panduan belanja modal (Capex) ADMR untuk tahun ini berkisar antara $175 juta hingga $250 juta. Belanja modal tersebut rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan peleburan dan infrastruktur PT Maruwai Coal.

“US$77 juta telah ditarik karena belanja modal pembangunan smelter aluminium dan proyek infrastruktur batu bara di Marui,” kata Heri usai RUPST ADMR, Selasa (14/5/2024).

Dia menjelaskan belanja modal batu bara di Marawi akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi batu bara ADMR. ADMR dikabarkan memiliki target untuk meningkatkan produksi batubara metalurgi menjadi 6 juta ton pada tahun 2025.

Sementara itu, Presiden Direktur ADMR Cristian Ariano Rachmat mengatakan pihaknya ingin ADMR meningkatkan produksi batubara metalurgi. Ia berharap volume produksi tidak tertunda dari 4 juta menjadi 5 juta ton per tahun.

“Kebetulan permintaan batubara metalurgi bagus dan saat ini didominasi oleh Australia. Tujuan kami agar Indonesia menjadi pemasok penting batubara metalurgi, tidak hanya di Australia,” ujarnya.

Sedangkan untuk aluminium, menurut Christian ADMR, pihaknya berinvestasi besar-besaran di bisnis ini untuk mengurangi beban barang dari berbagai negara. Produksi aluminium ADMR mampu mengurangi beban defisit negara.

Sekadar informasi, proyek pembangunan smelter aluminium ADMR dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2025. Aluminium yang diproduksi ADMR berbentuk ingot.

Kapasitas produksi tahap pertama diharapkan mencapai 500 ribu ton aluminium paduan setiap tahunnya. Nantinya, kapasitas smelter tersebut bisa ditingkatkan menjadi 1,5 juta ton paduan aluminium setiap tahunnya.

Dengan target tersebut, proyek smelter ini diharapkan dapat memberikan kontribusi hingga 50% terhadap pendapatan ADMR mulai tahun 2026 dan seterusnya. Sedangkan pasokan listrik untuk proyek garam aluminium tahap pertama akan disediakan oleh PT Kaltara Power Indonesia.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Saluran Tontonan