Bisnis.com, JAKARTA — Penawaran umum perdana saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) merupakan penawaran umum perdana (IPO) pertama yang melampaui Rp 1 triliun pada tahun ini. Selama bertahun-tahun, jumlah IPO jumbo terbesar akan terjadi pada tahun 2021.
Dalam IPO tersebut, Adaro Andalan Indonesia menawarkan sebanyak-banyaknya 778,68 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp3.125 per saham yang mewakili total 10% dari modal ditempatkan dan disetor dalam IPO.
Saham perdana AADI akan ditawarkan ke publik dengan harga penawaran berkisar Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham. Dengan nilai tersebut, total nilai IPO kali ini adalah Rp 4,59 triliun.
Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan 39 emiten baru yang sebelumnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (13/11/2024). Dari jumlah tersebut, belum ada emiten baru yang menghimpun dana IPO sebesar Rp 1 triliun atau lebih.
Berdasarkan data BEI, nilai IPO tertinggi pada tahun 2024 diraih oleh PT Ancara Logistics Indonesia Tbk. (ALII) senilai Rp 860,92 miliar. Setelah ALII, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) menginvestasikan dana IPO sebesar Rp 532,78 miliar dan PT Terang Dunia Internusa Tbk. (UNTD) mendapat investasi baru sebesar Rp 400 miliar.
Menurut data yang dihimpun Bisnis, IPO besar-besaran relatif sepi selama tahun-tahun politik. Pada 2019 misalnya, hanya ada dua IPO yang melebihi Rp 1 triliun. Dua IPO dilakukan PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) senilai Rp 1,03 triliun dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID) sebesar Rp 1,24 triliun.
Namun sebagian besar IPO besar akan terjadi pada tahun 2021 atau setahun setelah merebaknya pandemi Covid-19. Saat itu, ada enam perusahaan yang modal IPO melebihi Rp satu triliun.
Pada tahun yang sama, PT Bukalap.com Tbk. (BUKA) menggelar IPO senilai Rp 21,9 triliun atau terbesar sepanjang sejarah IDKS.
Selain tahun 2021, IPO diperkirakan melebihi Rp 1 triliun pada tahun 2023. Perusahaan BUMN juga memanfaatkan waktu tersebut untuk go public. Emiten yang dimaksud adalah PT Pertamina Geothermal Energi Tbk. (PGEO) mendapat dana IPO sebesar Rp 9,06 triliun. Berikut rangkuman hak IPO yang melampaui Rp 1 triliun dalam satu tahun:
Pada tahun 2017
– PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI) Rp 1,13 triliun- PT PP Presisi Tbk. (PPRE) Rp 1,01 triliun
Pada tahun 2018
– PT Bank BRI Siariah Tbk. (BRIS) Rp 1,33 triliun- PT Medikaloka Hermina Tbk. (MIKA) Rp 1,3 triliun
Pada tahun 2019
– PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) Rp 1,03 triliun- PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID) Rp 1,24 triliun
2020- PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) Rp 1,03 triliun
2021- PT FAP Agri Tbk. (FAPA) Rp 1 triliun- PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) Rp 21,9 Triliun- PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT) Rp 1,17 triliun- PT Cisarua Mountain Dairi Tbk. (CMRI) Rp 3,67 triliun- PT Avia Avian Tbk. (AVIA) Rp 5,77 triliun- PT Daiamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) Rp 18,78 triliun
2022- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Rp 13,73 triliun- PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) Rp 8 triliun
2023- PT Pertamina Geotermal Energy Tbk. (PGEO) Rp 9,06 triliun- PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) Rp 10,73 triliun- PT Barito Renewables Energi Tbk. (BREN) Rp 3,13 triliun- PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) Rp 10 triliun
Pada tahun 2024
– PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) Rp 3,57 triliun hingga Rp 4,59 triliun
Lihat berita dan artikel di Google Berita dan VA Channel