Bisnis.com, Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat dan Bank Indonesia diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada kuartal II tahun 2024.​

Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan penurunan pasar AS pada bulan Juni dan revisi turun data bulan sebelumnya memperkuat kemungkinan Federal Reserve menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.​

Ia juga mengatakan bahwa menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, lapangan kerja non-pertanian hanya meningkat dari 206.000 pada bulan lalu, dan pertumbuhan lapangan kerja pada dua bulan sebelumnya direvisi menjadi 111.000. Tingkat pengangguran AS telah meningkat menjadi 4,1%, dan penurunan rata-rata pendapatan per jam menunjukkan bahwa penurunan pasar tenaga kerja semakin intensif.

Hendra pada Selasa (9/7/2024) mengatakan: “Akibat kondisi tersebut, ditambah dengan kenaikan inflasi baru-baru ini, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini semakin kuat.”

Bahkan, lanjut Hendra, banyak analis yang juga memperkirakan penurunan suku bunga akan terjadi pada September. Laporan pekerjaan baru menjelang pertemuan Federal Reserve akhir bulan ini juga mendukung hal ini.

Penurunan imbal hasil obligasi dan kenaikan indeks saham berjangka setelah laporan tersebut menunjukkan bahwa pasar bereaksi positif terhadap prospek penurunan suku bunga.​

Sementara dari sisi teknologi, Hendra menilai situasi tersebut memberikan peluang yang sangat besar. Dia menjelaskan bahwa suku bunga yang lebih rendah akan menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan biaya produk teknologi yang biasanya memiliki pertumbuhan tinggi tetapi membutuhkan modal dalam jumlah besar untuk berkembang.​

“Hasilnya, investor dapat menemukan investasi yang menarik pada saham-saham teknologi ketika ada ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya,” ujarnya.

Sementara itu, lanjut Hendra, Bank Indonesia mengumumkan peluang penurunan suku bunga pada kuartal IV 2024 yang dapat memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).​

Suku bunga yang lebih rendah umumnya berdampak positif pada pasar saham karena biaya pinjaman yang lebih rendah mendorong investasi dan konsumsi serta mengurangi polusi pasar.​

Hendra mengatakan industri yang sensitif terhadap suku bunga seperti real estate, bank, dan konsumen akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan ini.​

Oleh karena itu Stocknow.id meyakini peluang penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dapat memperkuat IHSG, terutama di tengah tekanan terhadap stabilitas makroekonomi dan kepercayaan di kalangan pengusaha, ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel