Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkap penyebab meningkatnya klaim asuransi kredit pada kuartal I 2024. Menurut data AAUI, asuransi kredit meningkat sebesar 35,5% setiap tahun selama periode ini. (y/y) pada triwulan I 2023 mencapai Rp3,97 triliun dari sebelumnya Rp2,93 triliun. 

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan, asosiasinya belum bisa memberikan informasi mengenai alasan kenaikan klaim asuransi kredit saat itu. 

Namun, umumnya kematian terjadi pada usia di atas 65 tahun. “Dari KUR [Kredit Usaha Manusia], tapi masih yang paling politis untuk dijalankan,” kata Budi saat dihubungi Bisnis, Kamis (27/6/2024). 

Namun, kata Budi, ada juga jaminan asuransi pinjaman non-KUR. Biasanya penjaminan pinjaman pada bank pembangunan daerah (BPD) dan bank umum umum (BPR).

Sementara terkait kenaikan keuntungan, Budi mengatakan hal itu disebabkan karena keterlambatan pendaftaran.

Menurut dia, pajak yang didaftarkan pada triwulan I 2024 bukanlah akhir yang baru, bisa tercatat pada tahun 2023. Oleh karena itu, peningkatan pendapatan pada kuartal I-2024 tampaknya terbatas pada KUR. Pinjaman dari Pemerintah tahun ini. 

“Kalau menurut saya sepertinya belum benar, belum diketahui kebenarannya, tapi kami coba analisa karena pencatatannya yang terlambat, soft documentnya, akhir tahun lalu. Baru pada tahun 2024, ” kata Budi. 

Menurut AAUI, asuransi kredit mendominasi keseluruhan permintaan industri asuransi umum. Klaim asuransi kredit menyumbang 34,38% dari total klaim asuransi, mencapai Rp 11,56 triliun pada kuartal I 2024. 

Di posisi kedua, asuransi terbanyak pada lini bisnis asuransi mobil mencapai Rp 2,02 triliun pada triwulan I 2024, meningkat 17,5% dibandingkan Rp 1,72 triliun pada triwulan I 2023. 

Klaim ini menyumbang 17,5% dari total klaim yang dibayarkan selama periode tersebut. Selain asuransi kredit dan mobil, asuransi kesehatan dan properti mencatatkan klaim terbanyak yakni Rp1,74 triliun dan Rp1,66 triliun. Untuk asuransi kesehatan, angkanya meningkat 9,3% dari sebelumnya Rp 1,59 triliun. 

Sementara angka asuransi properti turun 10,2% dari Rp1,85 triliun pada kuartal I 2023.  

Secara keseluruhan, klaim yang dibayarkan asuransi umum meningkat 16,9% dari Rp9,8 triliun pada kuartal I-2024 menjadi Rp11,56 triliun pada kuartal I-2023.

Dari sisi pendapatan, lini bisnis asuransi kredit justru menunjukkan pertumbuhan 19,3% dari Rp 4,94 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA