Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid mengingatkan adanya kesinambungan atau keseimbangan antara pengusaha dan pekerja terkait penimbunan perumahan rakyat (Tapera).

“Di sini harus kita cermati. Di sini sangat penting menjaga keseimbangan antara pengusaha dan pekerja,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Menurut dia, kebijakan tabungan perumahan rakyat (Tapera) yang disetujui Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu memiliki niat baik.

Meski demikian, Arsjad mengatakan kebijakan Tapera harus dipertimbangkan agar tidak membebani pengusaha dan pekerja.

“Bukan membebani pengusaha tapi juga membantu pekerja,” ujarnya.

Ditegaskannya, kerja sama kedua belah pihak sangat diperlukan agar semangat pengusaha dan pekerja dapat bersinergi. 

Idenya, semangatnya harus seimbang antara pengusaha dan pekerja utama. ‘Nah, ini yang kita perlukan dalam hal kerjasama,” ujarnya.

Arsjad juga mencontohkan kerja sama antara pengusaha dan pekerja di Jepang pada tahun 1970-an yang menjadikan Jepang sebagai negara maju.

Arsjad mengatakan, kebijakan Tapera nantinya akan dibahas dalam buku putih yang akan diserahkan kepada pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Tentu saja, karena konteksnya tidak semua kebijakan saat ini, tapi yang penting juga ada keseimbangan antara pengusaha dan pekerja,” ujarnya.

Menurutnya, pengusaha dan pekerja harus bisa saling memahami tantangan dan kebutuhan masing-masing agar bisa menemukan solusinya.

“Pekerja harus memahami tantangan pengusaha, pengusaha juga harus memahami apa yang dibutuhkan pekerja, maka ini poin yang harus kita cari,” ujarnya.

Arsjad juga mengatakan permasalahan yang dihadapi politik Tapera adalah biaya sehingga harus dicari solusinya.

Yang keberatan, persoalannya adalah biaya semuanya, jadi ini yang harus kita perhatikan agar seimbang, tadi saya bilang harusnya digabungkan, harusnya karena keduanya penting,” ujarnya.

Menurut dia, ada perusahaan yang kondisi keuangannya sehat dan tidak sehat sehingga kebijakan Tapera akan membebani perusahaan.

“Jangan sampai menjadi beban, harusnya kita lihat juga, tidak semua perusahaan sehat, ada yang tidak sehat,” kata Arsjad. (Ahmed Yahya) 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA