Bisnis.com, JAKARTA – Kasus flu burung yang ditularkan dari hewan ternak ke peternak kembali terjadi di Michigan, AS. Ini sudah menjadi kasus ke-3 dengan gejala pernafasan baru yang terkonfirmasi.

Sebelumnya, dua orang peternak asal Amerika Serikat juga pernah terjangkit virus flu burung, namun hanya mengalami keluarnya cairan dari mata dan tidak ada tanda-tanda masalah.

Awalnya, Departemen Kesehatan Michigan menerima laporan dari seorang petani yang mencurigai flu burung karena percikan susu sapi ke matanya.

Dia juga tidak memakai alat pelindung diri, meskipun pemerintah AS telah meminta para petani untuk memakai alat pelindung diri saat bekerja di area peternakan untuk mencegah infeksi.

Tim dari departemen kesehatan segera melakukan tes dan menunjukkan bahwa ia terjangkit Influenza A (H5), sejenis flu burung. Para ilmuwan belum bisa memastikan apakah perubahan gejala tersebut dibarengi dengan perubahan virus, sehingga para ilmuwan masih menyelidiki kasus tersebut.

“Dua hal yang harus Anda ingat adalah sejauh ini, orang-orang yang secara langsung dan terus-menerus terpapar dengan hewan yang sakit berisiko, dan kedua, tidak ada seorang pun yang memakai alat pelindung diri penuh,” kata kepala petugas medis di departemen Michigan. kesehatan. Layanan Kemanusiaan Dr. Natasha Bagdasarian, dikutip Sabtu (1 Juni 2024) di Times.

“Jadi saat ini risiko terhadap masyarakat umum sangat rendah. “Belum ada kasus infeksi sekunder dari orang-orang tersebut, tidak ada penularan dari manusia ke manusia, dan tidak ada kasus di luar pekerja susu,” lanjutnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga menegaskan kasus flu burung masih rendah dan tidak menimbulkan ancaman sebesar Covid-19. Risiko tinggi terkena flu burung hanya terjadi pada peternak atau pekerja peternakan sapi perah, terutama yang tidak memakai alat pelindung diri.

Selain itu, CDC belum mendeteksi penularan flu burung dari manusia ke manusia di peternakan atau tempat kerja lainnya.

Namun, pemerintah AS sedang berjuang untuk menyetujui pendanaan untuk uji coba tahap akhir vaksin flu burung berbasis RNA yang dikembangkan oleh Moderna.

David Boucher, direktur kesiapsiagaan penyakit menular di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Forbes, mengatakan pemerintah AS mempercepat proses penyebaran vaksin dengan terus memantau evolusi virus H5N1 penyebab flu burung.

Departemen Pertanian AS juga sedang menguji vaksin khusus untuk hewan yang diduga tertular H5N1 pada tahun 2023. Departemen tersebut juga menemukan 67 sapi perah terinfeksi H5N1 di sembilan negara bagian, yakni Texas, Kansas, New Mexico, Michigan, Idaho. , California Utara, Dakota Selatan, Ohio dan Colorado.

Dari sembilan negara bagian, kasus baru ditemukan di Texas dan Michigan dengan total 3 kasus. Selain itu, pemerintah AS sedang melakukan pembicaraan dengan Pfizer untuk memproduksi vaksin mirip mRNA guna mengurangi kejadian infeksi flu H5N1.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan meskipun risiko penularan masih rendah, kasus ini masih “sangat memprihatinkan” karena flu burung diyakini masih menginfeksi hewan yang memakan makanan di darat dan laut. (Muhammad Sulthon yang tertua di antara Kandiya) 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA