Bisnis.com, Jakarta – Multiple sclerosis adalah suatu kondisi rusaknya lapisan pelindung saraf yang disebut mielin pada sistem saraf pusat. Gangguan pada sistem menyebabkan kelemahan otot. Masalah penglihatan, mati rasa dan masalah persepsi
Multiple sclerosis adalah masalah autoimun yang mempengaruhi jaringan di otak dan sumsum tulang belakang. Seperti dilansir Medical News Today, Institut Nasional untuk Gangguan Neurologis dan Stroke (NINDS) memperkirakan antara 250.000 hingga 350.000 orang Amerika menderita multiple sclerosis.
Menurut data Kementerian Kesehatan, angka kejadian multiple sclerosis pada tahun 2022 adalah 30 kasus per 100.000, dan risiko serangan pada kelompok usia 30-40 tahun sekitar 2-5%. Mereka berusia di bawah 18 tahun
Tidak semua orang mengalami multiple sclerosis dengan cara yang sama. Sebab, jenis penyakitnya bermacam-macam, antara lain:
1. Sindrom terisolasi secara klinis (CIS): Suatu kondisi peradangan dan kerusakan mielin yang dapat menyebabkan multiple sclerosis.
2. Relapsing-remitting multiple sclerosis (RRMS), suatu kondisi yang menyebabkan gejala muncul secara tiba-tiba dan hilang dengan sendirinya.
3. Secondary Progressive Multiple Sclerosis (SPMSP): Kerusakan saraf yang efeknya muncul secara tiba-tiba dan hilang dengan sendirinya.
4. Sklerosis multipel progresif primer: Kerusakan saraf dengan banyak efek lainnya
Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat, Multiple Sclerosis disebabkan oleh infeksi yang memicu autoreaktivitas melalui sirkulasi sel T CD4(+). Dengan bantuan IL-23, sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel T helper (Th17), sehingga menghasilkan IL-17.
Sel T kemudian mengalir melintasi penghalang darah-otak. dan bereaksi dengan autoantigen seperti mielin dan oligodendrosit. Melalui mekanisme mimikri molekuler, sel Th17 memicu peradangan pada sistem saraf. dan diperburuk oleh masuknya banyak sel T ke dalam sawar darah-otak. Oleh karena itu, merangsang aktivitas makrofag.
Kehadiran banyak sitokin inflamasi merusak mielin dan oligodendrosit. Faktor lain yang berkontribusi terhadap perkembangan multiple sclerosis meliputi:
1. Usia: Banyak orang menderita multiple sclerosis pada usia 20-an dan 40-an.
2. Jenis Kelamin: Multiple sclerosis dua kali lebih mungkin menyerang wanita dibandingkan pria.
3. Faktor genetik: Orang tua penderita multiple sclerosis dapat menularkannya kepada anaknya.
4. Merokok: Bahan kimia dalam rokok dapat merusak jaringan saraf dan memperkecil ukuran otak.
5. Infeksi: Paparan fisik terhadap virus Epstein-Barr (EBV) atau mononukleosis menular meningkatkan risiko multiple sclerosis dan pneumonia bakterial.
6. Kekurangan vitamin D: Vitamin D diperlukan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, jika Anda tidak mendapatkan cukup vitamin D, hal ini meningkatkan kemungkinan terkena multiple sclerosis. Vitamin ini bisa didapat dari sinar matahari atau suplemen makanan.
7. Kekurangan vitamin B12: Vitamin ini membantu produksi vitamin B selama pembentukan mielin, yang berperan penting dalam sistem saraf. Gejala sklerosis multipel
Klinik Cleveland melaporkan bahwa gejala multiple sclerosis bisa dirasakan sejak dini. Sebab gejalanya terkesan tidak wajar, yaitu:
1. Perubahan penglihatan atau kebutaan
2. Kelemahan otot pada pinggang atau salah satu sisi wajah.
3. Mati rasa atau rasa tidak normal pada pinggang dan beberapa bagian wajah.
4. Badan mudah lelah.
5. Hilangnya keseimbangan saat berjalan atau duduk.
6. Terganggunya sistem kognitif menyebabkan sulit mengingat atau mudah lupa.
7. Kejang otot secara tiba-tiba
8. Gangguan emosi
Gejala-gejala tersebut sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut guna menghindari komplikasi gangguan kesehatan lainnya. Selain itu Mulailah menjalani pola hidup sehat seperti mengonsumsi buah dan sayur. berhenti merokok dan olahraga teratur untuk mencegah multiple sclerosis (Muhammad Sultan Kandiyas).
Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.