Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas anjlok hampir 2% pada penutupan Rabu (22/5/2024) seiring para pedagang mulai menjauhi spekulasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga tahun ini.

Emas spot turun 1,8% menjadi US$2.377,43 per ounce setelah mencapai rekor tertinggi dolar AS pada Senin (19 Mei), mengutip Reuters.

Sementara itu, emas berjangka AS ditutup turun 1,4% pada $2,392.90. Indeks dolar AS (.DXY) naik 0,3%, membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Selama seminggu ini Anda melihat beberapa likuidasi, beberapa aksi ambil untung oleh para pedagang berjangka pendek. Semua ini bukanlah hal yang aneh ketika pasar mencapai rekor tertinggi,” kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

“Besok akan menjadi hari perdagangan yang penting jika pembeli mundur, jika tidak, grafik bisa mengalami kerusakan jangka pendek.”

Pejabat Federal Reserve mengatakan akan membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk meningkatkan kepercayaan terhadap inflasi menjadi 2%, menurut risalah pertemuan bank sentral AS pada 30 April-1 Mei.

Emas batangan juga dikenal sebagai lindung nilai inflasi, namun peluang untuk memiliki aset bebas bunga ini meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga.

Emas juga tertahan oleh penundaan penurunan suku bunga dan ketakutan resesi yang tidak terpenuhi, serta penjualan oleh investor Barat, kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins.

Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan tren penurunan inflasi, namun pembuat kebijakan bank sentral AS mengatakan The Fed harus menunggu beberapa bulan lagi untuk memastikan inflasi benar-benar kembali ke target 2 persen sebelum menurunkan suku bunga.

Sementara itu, perak spot turun lebih dari 3% menjadi $30,84 per ounce setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari 11 tahun pada hari Senin (19/5).

Harga platinum juga turun 0,9% menjadi $1.036,80, sementara paladium turun sekitar 3% menjadi $999,75.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel