Bisnis.com, Jakarta – Banyak bank yang memutuskan membagikan dividen dengan rasio pembayaran dividen (DPR) tinggi untuk tahun buku 2023. Sementara itu, terdapat 10 bank penerbit dengan rasio pembayaran dividen tinggi.

Terbaru, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI memutuskan membagikan dividen sebesar 18,54 per saham atau total 855,56 miliar USD untuk tahun buku 2023/2024).

Sebelumnya sederet bank besar adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) TBIC (BMRI), PT Bank Central Asia TB. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tb. (BBNI) telah membagikan dividen kepada pemegang saham.

Beberapa bank level 2 seperti PT Bank Mega Tbk atau kelompok perbankan modal inti (KBMI) III. (MEGA), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga membagikan dividen kepada pemegang saham. 

Sementara jika dilihat dari rasio distribusinya, beberapa bank mencatatkan pertumbuhan DPR pada FY23, seperti bagi hasil sebesar 15%, atau 10% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. .

BCA yang membagikan dividen sebesar 68,47% dari laba bersih tahun buku 2023 juga mencatatkan pertumbuhan. Tahun lalu, rasio pembayaran dividen BCA sebesar 62,12%. 

BNI kemudian meningkatkan rasio pembayaran dividen dari 40% pada tahun buku 2022 menjadi 50% pada tahun buku 2023.

Wakil Presiden Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan dividen dari para bankir secara umum masih menarik bagi investor. “Sektor perbankan masih menjanjikan dan fundamental bisnisnya berjalan dengan baik,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (28 Juli 2024).

Sementara itu, mengutip studi Mirae Asset Sekuritas Indonesia, laba sektor keuangan, termasuk perbankan, menunjukkan pertumbuhan tahunan tertinggi berasal dari pertumbuhan pendapatan yang kuat. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Sotoyo dan Abyan Habib Yuntoharjo mengatakan dalam catatan penelitiannya, meski ada peraturan Badan Jasa Keuangan (OJK) tentang dividen bank, sebagian besar bank masih mempertahankan kebijakan dividennya.

Seperti diketahui, OJK telah menerbitkan POJ Nomor 17 Tahun 2023 tentang Efisiensi Pengelolaan Bank Umum yang antara lain mengatur tentang pembagian keuntungan kepada para bankir.

Studi Mirai Asset Securitas Indonesia menunjukkan bahwa dividen para bankir tetap tinggi karena memiliki modal yang tinggi. 

Berdasarkan data OJK, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan Indonesia tercatat sebesar 26% per Maret 2024, naik 24,69% year-on-year.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI sendiri yakin tingkat dividen ke depan akan tinggi berkat permodalan yang kuat. “Modal kami sangat kuat sehingga dividen tidak akan mempengaruhi modal kami.”

Menurut dia, BRI tidak membutuhkan tambahan modal dalam 5 tahun ke depan. “Jadi berapapun keuntungannya, BRI berpotensi memberikan dividen yang besar, dalam lima tahun ke depan 70%-80% tidak menjadi masalah,” kata Sunarso. Saya memperkirakan BRI akan mampu membagikan dividen dari keuntungan.” .

Sebagai perbandingan, BRI sendiri merupakan bank yang sangat dermawan dalam hal pembagian dividen dengan tingkat dan nilai yang tinggi, yakni laba 80% atau Rp 48,1 triliun pada tahun anggaran 2023.

Kedua, Bank Mega membagikan dividen sebesar 70% pada tahun buku 2023. Dengan demikian, perbankan yang didirikan grup Chirul Tanjung itu membagikan Rp 2,45 triliun atau dividen di atas per saham (DPS) sebesar Rp 209,32.

Posisi Bank Mega mengalahkan bank-bank besar lainnya seperti BCA dengan 68,47% dan Bank Mandiri dengan margin keuntungan 60%.

Bank Pembangunan Daerah (BPD) kurang dermawan dalam membagikan dividen. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur TB. (BJTM) saham pada tingkat 55,55%.

Lalu ada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB membagikan 49,47% laba bersihnya di FY23 kepada pemegang saham.

Berikut daftar bank penerbit dengan rasio pembayaran dividen tertinggi pada tahun buku 2023.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel