Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan merekomendasikan Presiden terpilih Prabowo Subianto 2024-2029 untuk memperbaiki tambak udang yang stagnan sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto.

Orang nomor satu mengatakan, masih banyak kolam terbengkalai di kawasan Pantura yang perlu dimanfaatkan kembali. Hal itu diungkapkannya saat meresmikan Pemodelan Budidaya Ikan Nila Kopiu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di kawasan Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024).

Soal tambak udang di Pantura yang sudah lama kosong tidak ada aktivitas, dari Serang sampai Banyuwangi luasnya 78.000 hektar, dari Banten, Jateng, Jatim ada 78.000 tambak tidak aktif, katanya. di forumnya.

Oleh karena itu, diakuinya, peresmian model budidaya ikan nila garam ini dilakukan sebagai pilot project untuk melihat potensi fasilitas tersebut dalam memenuhi permintaan pasar.

“Saya setuju modelnya dibuat dulu, modelnya dulu. “Kalau pemodelannya benar, saya diberitahu, dari biasanya 1 hektar hanya 0,6 ton per hektar, naik menjadi 80 ton per hektar, dan ini akan mampu angkut, membuka peluang lapangan kerja yang sangat besar,” ujarnya. ditambahkan. . dikatakan

Selain itu, kata Jokowi, dibutuhkan banyak dana untuk memanfaatkan kembali banyak kolam yang terbengkalai. Perkiraannya, Kepala Negara merinci, biayanya mencapai Rp 13 triliun.

Namun Presiden ke-7 RI ini mengaku jika program ini sangat menguntungkan dan bisa dilanjutkan, maka pemerintah saat ini akan menyiapkan anggarannya dalam APBN 2025.

Jokowi pun berjanji akan mendorong pemerintahan terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk mewujudkan impian tersebut.

“Ini akan kita lihat dulu dan kalau memang bisa saya siapkan dalam APBN 2025-2026 dan saya serahkan ke pemerintahan baru, presiden terpilih, agar mimpi besar itu terwujud. pungkas Jokowi.

Sementara saat ini pemodelan budidaya ikan nila garam yang dibangun pada tahun 2023 di atas lahan seluas 80 hektar, biaya investasi pembangunan infrastruktur pemodelan ikan nila garam berbasis lahan perlu mencapai Rp 76 miliar.

Sekadar informasi, model budidaya ikan nila garam bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang dibangun pada tahun 2023 di atas lahan seluas 80 hektare berhasil dilakukan.

Lahan tersebut merupakan tambak udang yang dibangun Presiden Soeharto pada tahun 1984 dengan nama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat dan ditutup pada tahun 1998.

Karena program tersebut tidak berhasil, tambak udang menjadi sangat tercemar sehingga menjadi milik negara yang tidak berfungsi lagi selama bertahun-tahun.

Perikanan nila garam yang dibangun dengan biaya Rp 76 miliar ini kini dikelola oleh Balai Pelayanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB). Berbagai perubahan terjadi mulai dari infrastruktur jalan, perkantoran, penerangan hingga penataan kolam produksi.

Selain kolam produksi, terdapat fasilitas lain antara lain fasilitas pengelolaan air limbah (WWM), inlet, reservoir, dan laboratorium. Proses produksinya juga mengedepankan teknologi terkini, salah satunya adalah penggunaan mesin feeding otomatis.

Sementara biaya investasi pembangunan sarana prasarana model ikan nila asin berbasis kawasan mencapai Rp76 miliar. Produktivitas model diperkirakan mencapai sekitar 7.020 ton per siklus atau Rp 210,6 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila asin Rp 30 ribu per kg. Berdasarkan asumsi perhitungan keekonomian dengan biaya produksi sebesar Rp 24.500 per kg maka akan diperoleh pemodelan keuntungan sekitar Rp 38,6 miliar.

Pembangunan budidaya garam pemodelan ikan nila ini dilaksanakan di lahan seluas 80 hektar yang terbagi dalam empat area kolam yaitu kolam blok A, B, C dan D. Diharapkan dapat dilakukan pemodelan budidaya garam. cluster ikan nila. setelah itu akan menjadi percontohan budidaya ikan nila garam bagi pelaku komersial yang membudidayakannya menggunakan perairan umum seperti danau.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel