Bisnis.com, JAKARTA – Holding pertambangan MIND ID sedang menunggu persetujuan investasi atau penanaman modal asing (ODI) dari pemerintah China terkait kelanjutan proyek smelter HPAL PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) & Amperex Technology Co. (CATL).

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan, pihaknya menunggu persetujuan investasi ODI (Penanaman Modal Asing) dari pemerintah China terkait kelanjutan proyek smelter HPAL patungan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) & Amperex Technology Co. (CATL).

Hendy mengatakan Holding Pertambangan milik negara ingin memastikan proyek hilir bijih nikel dan baterai batang berjalan dengan sejumlah mitra global lainnya, termasuk CATL. 

Masih menunggu persetujuan ODI dari pemerintahnya (China), kata Hendy saat ditemui di Jakarta, Kamis (21/11/2024). 

Di sisi lain, rencana belanja modal (capex) Antam untuk proyek tersebut akan dialokasikan mulai tahun depan, kata Hendy. 

Diberitakan sebelumnya, emiten dengan simbol ticker ANTM ini telah menunjuk BNP Paribas China sebagai lead arranger untuk menggalang pembiayaan bank untuk proyek smelter nikel bersama konsorsium CATL. 

Direktur Pengembangan Bisnis Antam I Dewa Bagus Wirantaya mengatakan perseroan sedang mengevaluasi kemampuan pemberi pinjaman yang ikut membiayai proyek smelter bersama CATL.

Dewa berharap bisa mendapatkan pembiayaan dari pemberi pinjaman pada akhir tahun ini. Dengan demikian, proyek pembangunan smelter bisa terealisasi tahun depan.

“Sekarang kita sedang dalam proses due diligence, proses seleksi bank-banknya, jadi ada yang asing dan Himbara, kita akan menggabungkan keduanya,” kata Dewa saat ditemui usai RUPSLB ANTM di Jakarta, Rabu (13/11/2024). .

Rencananya Antam akan mengambil pinjaman dengan kepemilikan 60% dan sisanya menggunakan dana ekuitas perseroan. 

Sedangkan pembagian saham antara anak usaha ANTM dan CATL untuk smelter RKEF dan kawasan industri PT Feni Haltim (FHT) masing-masing sebesar 40% dan 60%.

Sementara kepemilikan ANTM di smelter HPAL berkurang menjadi 30% dan sisanya dikuasai anak perusahaan CATL. 

Seperti diketahui, nilai investasi kerja sama Antam dengan CATL berkisar $5,8 miliar atau Rp 90,50 triliun (asumsi kurs Rs 15.605 per dolar AS). 

Proyek tersebut mencakup hulu tambang, pabrik RKEF, pabrik HPAL, pabrik material baterai, pabrik sel baterai hingga pabrik daur ulang baterai di kawasan industri.

“Diharapkan semuanya sudah dipahami sepenuhnya pada akhir tahun 2024, dan pembangunan tahap pertama bisa dilakukan dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya. 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel