Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan resmi mengumumkan Keputusan Menteri Keuangan (PMK) No. 28/2024 tentang Manfaat Pajak dan Kepabeanan di Ibu Kota Nusantara.
Peraturan ini diadopsi untuk implementasi PP no. 12/2023 tentang Pemberian Izin Usaha, Fasilitasi Usaha, dan Insentif Penanaman Modal Bagi Badan Usaha di Ibu Kota Negara Kepulauan.
Pasal 2. PMK No. 28/2024 menjelaskan manfaat yang diberikan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN) dan daerah mitra antara lain Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN/PPnBM) dan/atau Bea Cukai.
Daerah mitra yang dimaksud adalah daerah-daerah tertentu di Pulau Kalimantan yang dibentuk untuk pembangunan dan pengembangan superhub ekonomi IKN, bekerja sama dengan Otoritas Ibu Kota Nusantara, dan ditetapkan dengan keputusan kepala pemerintahan.
Jika dirinci, manfaat PPh yang diberikan antara lain keringanan pajak bagi wajib pajak dalam negeri, keringanan biaya PPh di pusat keuangan IKN, keringanan pajak pendirian/pemindahan kantor pusat/kantor wilayah di IKN, juga potongan pajak tambahan untuk pekerjaan, keringanan supertax untuk kegiatan penelitian. dan pembangunan, sampai dengan pemotongan pajak berlebih atas sumbangan pembangunan fasilitas sosial dan nirlaba lainnya.
Selain itu, keringanan yang diberikan juga berupa PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP), PPh final 0% untuk UMKM dan pengurangan PPh pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
Lebih lanjut, keringanan PPN/PPnBM yang dimaksud adalah tidak dipungut PPN atas Barang Kena Pajak tertentu, yaitu bangunan baru, kendaraan listrik yang nomor registrasinya terdaftar di IKN, serta Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis dalam rangka pembangunan dan pembangunan. dari IKN. .
Fasilitas ini juga diberikan untuk jasa persewaan rumah tapak, apartemen, perkantoran, pertokoan/pusat perbelanjaan dan/gudang, serta jasa konstruksi untuk pengembangan prasarana/prasarana dan rumah tapak, apartemen, perkantoran, pertokoan/gedung, serta sebagai layanan pengolahan sampah/drop out.
Sedangkan manfaat PPnBM diberikan terhadap Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.
Keringanan pajak dan bea cukai selanjutnya diberikan atas impor barang yang ditujukan untuk pengembangan wilayah IKN dan daerah mitra, termasuk pembebasan bea masuk dan keringanan PDRI atas impor barang oleh pemerintah pusat/daerah, impor barang modal untuk keperluan pembangunan. pengembangan industri, serta pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan industri.
Pembebasan bea masuk dan/atau fasilitas PDRI diberikan kepada Wajib Pajak yang memperoleh pembebasan pajak pada bidang usaha pembangunan pembangkit tenaga listrik yang meliputi sumber energi baru dan terbarukan, pembangunan dan pengelolaan jalan tol, pelabuhan laut, bandar udara, serta pembangunan dan penyediaan jasa bersih. air.
“Pembebasan bea masuk dan/atau fasilitas PDRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat diberikan sampai dengan tahun 2045,” bunyi Pasal 174 ayat (3) beleid tersebut, dikutip Minggu (19/5). 2024 ). ).
Sementara itu, PMK No. 28/2024 ditetapkan pada tanggal 29 April 2024 dan diundangkan pada tanggal 16 Mei 2024.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel