Bisnis.com, Jakarta – Diabetes merupakan masalah yang jarang dialami masyarakat Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Akibat gaya hidup yang tidak sehat, seseorang bisa terkena penyakit diabetes tipe 2 atau dikenal dengan penyakit diabetes melitus (DM).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 11,7% masyarakat di Indonesia akan mengalami diabetes pada tahun 2023. Jumlah ini meningkat 10,9% dari tahun 2018.
Dokter Ervita Ritonga, dokter RS Hasan Sedikin menjelaskan, diabetes merupakan sindrom gangguan metabolisme yang disebabkan oleh gangguan metabolisme glukosa.
“Orang awam pasti tahu bahwa diabetes adalah suatu kondisi dimana kadar gula darah seseorang meningkat. Hal ini terlihat dari gula darah puasa atau gula darah saat makan atau dua jam setelah makan, atau parameter yang mungkin pernah kita dengar. HbA1c atau rata-rata gula darah dalam tiga bulan terakhir,” ujarnya dalam pengarahan Kementerian Kesehatan, Selasa (19/11/2024).
Dr. Arvita mengatakan beberapa faktor risiko yang paling mungkin menjadi penyebab diabetes adalah gaya hidup.
Jika Anda menjalani gaya hidup yang tidak sehat, lama kelamaan tubuh bisa mengalami gangguan pada kinerja insulin, yaitu hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula darah.
“Kenapa tidak bisa berjalan dengan baik? Bisa jadi karena kita kelebihan berat badan, atau karena kita malas, malas bergerak, kurang olah raga, atau pola makan kita tidak seimbang, terlalu banyak. Ada karbohidrat, terutama karbohidrat sederhana seperti tepung, makanan olahan, atau kita memiliki kondisi lain yang membuat insulin sulit bekerja,” jelasnya.
Sedangkan kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah ketika seseorang menderita diabetes karena memiliki penyakit jantung koroner, darah tinggi, kolesterol tinggi, atau wanita yang siklus menstruasinya tidak teratur, semua itu mungkin berkaitan erat dengan pola hidup yang tidak sehat. gejala diabetes
Dr. Arvita menjelaskan, penderita diabetes biasanya mengalami gejala klasik antara lain mudah lapar, mudah haus, dan sering buang air kecil.
“Jika pasien mengalami satu atau lebih gejala tersebut, biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan gula darah,” ujarnya.
Namun pada beberapa kasus, gejala klasik tersebut tidak muncul, malah muncul gejala lain akibat komplikasi yang timbul dari penyakit tersebut. Misalnya, komplikasi yang mempengaruhi sistem saraf akibat gula darah tinggi menyebabkan mati rasa dan kesemutan.
Sementara itu, gula darah tinggi berarti gula darah puasa 126 atau lebih, gula darah intermiten 200 atau lebih, dan kadar HbA1c lebih dari 6,4. pengobatan diabetes
Untuk pengobatan diabetes, ada berbagai cara bagi pasien untuk menjaga kadar gula darahnya tetap stabil dan normal.
Pertama-tama, terus dapatkan pendidikan dan pastikan Anda mendapatkan informasi yang benar.
Yang kedua adalah mencoba menjalani hidup lebih aktif dengan berolahraga secara giat atau memperbanyak aktivitas fisik.
“Misalnya kita biasanya menggunakan mobil untuk menempuh jarak tertentu, terkadang lebih baik kita menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki. Atau orang yang biasa menggunakan lift atau tangga, lebih baik menggunakan tangga dan lebih banyak berjalan kaki.” Dia berkata
Yang ketiga adalah mengatur pola makan yang sehat dan seimbang. Hal ini juga terkait dengan jenis makanan yang berubah dengan cepat dan banyaknya penemuan-penemuan baru dalam dunia kuliner, sehingga masyarakat lebih berani untuk mengeksplorasi cita rasa baru, namun sisi kesehatan seringkali diabaikan.
Keempat, pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah.
Katanya, “Ya, obatnya akan diresepkan oleh dokter, karena tidak semua obat cocok untuk semua orang.”
Terakhir, orang yang terdiagnosis diabetes sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin ke dokter serta pemeriksaan laboratorium rutin, termasuk pemeriksaan kadar gula darah.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel