Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Indosat Tbk. (ISAT) akan menyesuaikan strategi bisnisnya sejalan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan PPN menjadi 12% pada tahun 2025.
Vice President ISAT, Head of Corporate Communications, Steve Saerang mengatakan Indosat Ooredoo Hutchison selalu mendukung kebijakan pemerintah dan terbuka untuk menjadi mitra bagi semua pihak yang berkepentingan dalam penerapan hukum dan tata kelola.
“Untuk kemungkinan kenaikan tarif PPN, Indosat masih melakukan kajian bisnis aktif,” kata Steve, Selasa (19/11/2024).
Survei bisnis ini juga dilakukan dengan fokus pada fokus ISAT dalam memberikan pengalaman yang luar biasa atau menakjubkan kepada seluruh pelanggan, khususnya pelanggan prabayar.
Sebaliknya, kata Steve, bagi kontraktor, nilai PPN otomatis berubah berdasarkan invoice. Hal ini mengatur tanggal berlakunya undang-undang PPN baru yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
Sementara itu, jumlah pelanggan Indosat tercatat sebesar 98,7 juta pada triwulan III 2024, turun dari 99,4 juta pada triwulan III 2023. Jumlah pelanggan juga menurun Indosat dijadwalkan pada semester I 2024 yakni sebanyak 100,9 juta pelanggan. . juta.
Indosat meraup laba bersih Rp3,87 triliun, meningkat 39,14% YoY. Pertumbuhan laba ISAT ditopang oleh pendapatan yang kuat sebesar Rp41,81 triliun, naik 11,61% YoY. Selain itu, harga barang juga meningkat menjadi Rp33,34 triliun, meningkat 9,70% year-on-year.
Kontributor pendapatan ISAT terbesar berasal dari bisnis seluler yang meraup Rp35,23 triliun, naik 9,52% year-on-year. Sisanya berasal dari bisnis MIDI dan jasa telepon rumah. Aset Indosat tercatat sebesar Rp 112,24 triliun pada September 2024, naik dari Rp 114,72 triliun pada akhir tahun 2023.
Sementara itu, Head of Communications XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan XL Axiata akan mematuhi aturan pemerintah terkait kenaikan PPN menjadi 12%. Henry sangat sibuk dengan rencana XL menyikapi perubahan PPN tersebut.
“XL Axiata akan mengikuti peraturan perundang-undangan pemerintah untuk melakukan penyesuaian PPN sebesar 12% tersebut,” kata Henry, Selasa (19/11/2024).
EXCL mencatatkan 58,6 juta pelanggan pada kuartal III 2024, turun dibandingkan 58,5 juta pelanggan pada kuartal I 2024. Sedangkan pada sembilan bulan pertama 2023, jumlah pelanggan XL Axiata akan mencapai 57,5 juta.
XL Axiata melaporkan ARPU konsolidasi sebesar Rp43.000 pada Q3 2024, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar Rp44.000, namun lebih baik dibandingkan Q3 2023 sebesar Rp41.000.
Sementara itu, pendapatan dari data dan layanan digital menopang pendapatan EXCL sebesar Rp23,38 triliun atau 92% dari pendapatan. Manajemen XL Axiata juga siap untuk melihat pertumbuhan berkelanjutan pada bisnis Broadband Tools (FBB) dan Fixed Wire Transfer (FMC).
Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memberikan indikasi di hadapan Komisi XI DPR bahwa penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) 12% pada tahun 2025 tidak akan ditunda.
Di sisi lain, operator seluler seperti EXCL, ISAT, dan Telkomsel dari Telkom Group (TLKM) mengalami tekanan dari sisi rata-rata pendapatan per pengguna atau rata-rata harga per pengguna (ARPU).
Penurunan ARPU disebabkan oleh meningkatnya persaingan dan melemahnya daya beli. Pada saat yang sama, jumlah pelanggan XL Axiata, Indosat, dan Telkomsel menurun sehingga mengalami peningkatan.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel