Bisnis.com, Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa tarif akan melemahkan prospek perekonomian Asia, menaikkan biaya, dan mengganggu rantai pasokan.
“Tarif akan melemahkan prospek pertumbuhan kawasan secara keseluruhan dan menyebabkan rantai pasokan yang panjang dan tidak efisien,” kata Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Krishna Srinivasan seperti dikutip Reuters, Selasa. 11/2024).
Komentar Srinivasan muncul di tengah kekhawatiran mengenai rencana Presiden terpilih AS Donald Trump untuk mengenakan tarif sebesar 60 persen pada barang-barang Tiongkok dan setidaknya 10 persen pada semua impor lainnya.
Tarif dapat menghambat perdagangan global, menghambat pertumbuhan ekspor dan meningkatkan inflasi di Amerika Serikat, sehingga memaksa Federal Reserve AS untuk memperketat kebijakan moneter, meskipun prospek ekonomi AS terhadap pertumbuhan global tidak menentu.
Pada bulan Oktober tahun lalu, UE juga menaikkan tarif mobil listrik buatan Tiongkok menjadi 45,3 persen, sehingga mendorong Beijing untuk membalas.
Perkiraan ekonomi global terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,2% pada tahun 2024 dan 2025, lebih lemah dibandingkan perkiraan optimis untuk Asia sebesar 4,6% pada tahun ini dan 4,4% pada tahun depan.
Srinivasan mengatakan Asia sedang melihat fase perubahan yang signifikan, menciptakan ketidakpastian yang lebih besar, termasuk risiko serius meningkatnya ketegangan perdagangan antara mitra dagang utama.
Hal ini juga menunjukkan bahwa ketidakpastian atas kebijakan moneter di negara-negara maju dan ekspektasi pasar yang relevan dapat mempengaruhi keputusan moneter di Asia, mempengaruhi aliran modal global, nilai tukar dan pasar keuangan lainnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel