Bisnis.com, Jakarta – Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6% pada Rapat Dewan Gubernur hari ini hingga besok.
Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro melihat Bank Indonesia (BI) mempertimbangkan perkembangan nilai tukar rupiah dalam keputusan BI Rate.
Pasalnya, pada pekan lalu rupiah mendekati level resistance Rp 16.000 hingga Rp 16.100 per USD. Oleh karena itu, BI melakukan intervensi untuk meredam tekanan atrisi yang berskala besar.
“Dalam pandangan kami, bank akan mempertahankan suku bunga Indonesia tidak berubah di angka 6%. Survei para ekonom saat ini menunjukkan peluang 30% penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada minggu ini,” ujarnya, Selasa (19/11/2024). ) .
Satria menilai, jika BI memangkas suku bunga pada pekan ini, maka akan terjadi tekanan depresiasi baru sehingga membuat langkah BI di pasar valas pekan lalu tidak efektif.
Berdasarkan catatan Bisnis, rupee berada di level Rs 15.931,5 pada pekan lalu. Namun rupee mulai menunjukkan penguatan pada pekan ini.
Mengingat keyakinannya BI Rate akan tetap di angka 6%, Satria tak menutup kemungkinan akan ada kenaikan suku bunga acuan – meski tidak dalam RDG bulan ini – jika dolar AS melemah.
Menurut dia, indeks dolar atau DXY yang saat ini berada di level 106,7 sedang mengalami overbought ekstrim.
“Jika DXY gagal menembus level resistance kritis 107, maka indeks ini akan mengalami penurunan tajam,” ujarnya.
Sementara itu, ekonom senior dan dosen asosiasi Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kirianto mengatakan inflasi sebagian besar terkendali, namun rupiah menunjukkan volatilitas.
Alhasil, BI mempertahankan suku bunga sebesar 6% hingga akhir tahun ini. Tak lain, dampak kemenangan Donald Trump pada pemilu presiden AS 5 November lalu membuat rupee dan mata uang lainnya di Asia melemah.
Ryan menyebutnya sebagai momen yang “tidak normal”, karena langkah intervensi BI akan menstabilkan rupee dan inflasi terkendali.
“Ini faktor yang tidak normal. Itu di luar kendali pemerintah kita, di luar kendali Bank Indonesia. Ini faktor eksternal.
Ryan melihat BI berpotensi menurunkan suku bunga acuan jika rupiah mencapai kisaran Rp15.200-15.300 terhadap dolar AS dan inflasi terkendali di 2,5%±1%.
Pada RDG Oktober 2024, Gubernur BI Perry Vargio memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6%. Fokus kebijakan moneter jangka pendek adalah pada stabilitas nilai tukar rupee akibat meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Sementara itu, Bank Indonesia akan mengumumkan hasil RDG November pada hari ini dan besok, Rabu (20/11/2024) mulai pukul 14:00 WIB.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel