Bisnis.com, JAKARTA – Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang mengancam kesehatan dunia, termasuk Indonesia. 

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae yang hidup di saluran pernapasan bagian atas dan dapat menular melalui percikan air liur atau dahak saat penderita batuk atau bersin. 

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia dan kondisi kesehatan. Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyebab kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak di bawah usia 5 tahun. 

Berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2022, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada bayi baru lahir setelah lahir (29 hari-11 bulan), yaitu 15,3%, dan pada anak usia 12-59 bulan (12,5%). 

Mempertimbangkan risiko pneumonia terhadap kesehatan anak, Prof. Dr. Dr. Hartono Gunardi, Ketua Kelompok Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan, lebih dari 19.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal karena pneumonia di Indonesia.

Pneumonia sendiri tidak pernah masuk dalam tiga besar penyebab kematian pada anak, hal ini menunjukkan betapa berbahayanya penyakit ini.

Meski berbahaya, gejala pneumonia pada anak bisa dikenali melalui beberapa hal berikut ini:

– Batuk

– Bernapaslah dengan cepat

– Terdapat tarikan pada dinding dada pada saat bernapas

– Demam dan menggigil

Dr. Hartono menegaskan, gejala tersebut dapat dicegah dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat serta mengonsumsi makanan bergizi, sehat, dan seimbang. 

Apalagi vaksinasi juga tidak kalah pentingnya sebagai langkah besar pencegahan pneumonia pada anak, ujarnya saat jumpa media di Jakarta, Senin (18/11/2024). 

Ditegaskannya, berkat vaksinasi lengkap, anak akan terlindungi dari penyakit pneumonia, serta penyakit terkait seperti radang selaput lendir otak dan otitis media atau infeksi telinga akibat bakteri pneumokokus, sehingga angka kejadiannya bisa dicegah. berkurang. dampak sehat dari upaya proyek Indonesia Emas 2045 yang menyebabkan pneumonia pada anak-anak generasi baru. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel