Bisnis.com, JAKARTA – Ombudsman Republik Indonesia menegaskan rencana pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Negara (IKN) belum terealisasi.
Harry Susanto, Anggota Ombudsman RI, menjelaskan banyak penyebab tertundanya mutasi ASN tersebut. Pertama, pemerintah belum memfinalisasi data ASN yang bisa dipindahtangankan.
“Data ASN yang dipindahkan ke IKN saat ini sedang dilakukan pemutakhiran dengan menyesuaikan infrastruktur yang ada di IKN. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan tertundanya transfer ASN tahap pertama,” ujarnya dalam Rakernas II 2024, Senin ( 18/11/2024).
Selain itu, Harry menambahkan, banyak Kementerian, DPR, dan Kantor Kabinet Merah Putih (COB) yang saat ini tidak selaras dengan struktur yang ditetapkan IKN.
Selain itu, masalah keamanan juga menjadi alasan kedua yang menyebabkan terjadinya transformasi jadwal ASN menjadi IKN.
Pasalnya hingga saat ini pembangunan IKN masih berjalan, ada kekhawatiran ASN akan dialihkan ke IKN.
Ketiga, saat ini belum ada informasi yang jelas mengenai poin transfer ASN dan hak-hak yang akan diterima dari ASN dan ditransfer ke IKN pada Tahap 1. Seperti anggaran harian, biaya pendidikan, biaya transportasi, biaya tunggu dan tunjangan lainnya, katanya.
Sekadar informasi, perpindahan ASN ke IKN sedianya direncanakan pada Juli 2024. Namun prosesnya ditunda hingga saat ini. Permasalahan kesamaan struktur menjadi penyebab belum tercapainya mutasi ASN.
Sebelumnya, Mantan Menteri Pemberdayaan Instrumen Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, total ASN yang akan dipindahkan ke IKN mencapai 6.000 pekerja.
“Siapa saja, perkiraannya sudah kita siapkan, mulai 6.000, 1.700, 1.200, kita sudah siapkan. Jadi semuanya sudah siap, ini rapat koordinasi teknis dengan sekjen masing-masing departemen dan masing-masing lembaga. ,” imbuhnya, Selasa (8/10/2024).
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel