Bisnis.com, Jakarta – Harga emas global melonjak mencatatkan kenaikan selama dua minggu berturut-turut di tengah janji baru penurunan suku bunga AS oleh Federal Reserve (The Fed) dan langkah stimulus China. 

Emas di pasar spot naik 1,5% menjadi US$2,412.83 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di $2,431.29 pada 12 April 20204, dilansir Bloomberg pada Sabtu (18/5/2024). 

Sementara itu, emas berjangka AS menguat 1,3% pada US$2.417,40 per ounce.

“Emas bergerak lebih tinggi meskipun ada kenaikan dalam dolar dan imbal hasil. Saya pikir stimulus Tiongkok telah membantu dalam hal ini karena kita telah melihat logam-logam [dasar] lainnya berkinerja baik,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Pasar logam terangkat setelah Tiongkok, konsumen utama logam industri dan emas, mengumumkan langkah-langkah “bersejarah” untuk menstabilkan sektor properti yang terkena krisis.

Akibatnya, harga emas spot naik lebih dari 2% pada minggu ini. Sementara itu, perak menembus angka US$30 dan mencapai level tertinggi dalam 11 tahun.

London Bullion Market Association (LBMA) mengatakan harga emas acuan London mengakhiri minggu ini pada rekor tertinggi US$2402,60 per troy ounce. 

“Emas bereaksi terhadap gagasan bahwa inflasi AS pada akhirnya dapat terkendali. Setiap pembicaraan mengenai suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka panjang akan dimitigasi,” kata Melek.

Trader memperkirakan akan ada dua kali penurunan suku bunga acuan dari The Fed pada tahun ini, dengan November 2024 sebagai titik awal yang paling realistis. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel