Bisnis.com, BANTEN – PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) memberikan pinjaman kepada anak usahanya, PT Merdeka Tsingshan Indonesia, sebesar US$200 juta atau sekitar Rp3,16 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.835 per dolar AS).
PT Merdeka Tsingshan Indonesia merupakan anak perusahaan MBMA yang sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh PT Batutu Pelita Investam sebesar 80%. Sisanya sebesar 20% dimiliki oleh Wealthy Source Holding Limited.
Sekretaris Perusahaan MBMA Deny Greviartana Wijaya mengatakan Merdeka Tsingshan akan menggunakan dana pinjaman tersebut untuk kebutuhan umum perseroan.
“Untuk keperluan umum perusahaan,” kata Deny melalui siaran pers, Senin (18/11/2024).
Menurut administrasi, sejumlah dana dari objek transaksi pinjaman dapat dilunasi pada saat jatuh tempo.
Hasil analisis suku bunga pinjaman perseroan kepada Merdeka Tshingshan masih berada pada kisaran suku bunga serupa pada beberapa transaksi sebelumnya, kata Deny.
Perusahaan patungan emiten sebelumnya dengan Garibaldi ‘Boy’ Thohir & Saratoga Group mencatatkan pendapatan impresif pada semester I-2024 sebesar $921,64 juta atau sekitar Rp 13,94 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.135 per dolar AS).
Hasil tersebut meningkat 162,78% dari posisi pendapatan yang dibukukan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 350,97 juta dolar atau sekitar Rp5,31 triliun.
GM Komunikasi Korporat PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) Tom Malik mengatakan peningkatan pendapatan disebabkan oleh peningkatan produksi dan penjualan bijih nikel-limonit saprolit dari tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) pada paruh pertama tahun 2024.
“Tambang Nikel SCM baru mulai melakukan pengapalan atau penjualan penambangan saprolit pada Agustus 2023 sehingga tidak mencatatkan pendapatan pada semester I 2023,” kata Tom saat dikonfirmasi Bisnis, Selasa (10/1/2024).
Selain itu, MBMA juga memiliki 12,5% saham PT Meiming New Energy Material yang telah memiliki smelter HPAL yang sedang dalam proses commissioning.
Sedangkan pabrik ini berkapasitas produksi 25.000 ton di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Proyek ini dilaksanakan oleh GEM.
“Pabrik tersebut saat ini menggunakan fasilitas penyiapan pakan [FPP] di IMIP, dan rencananya akan beralih ke FPP di tambang SCM setelah selesai pada pertengahan tahun 2025,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.