Bisnis.com, JAKARTA – Kurang tidur tidak hanya berbahaya bagi orang dewasa tapi juga anak-anak.
Salah satunya bisa menghambat fungsi otak Anda.
Dalam laporan Timesofindia, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2024 menyoroti pentingnya peran tidur dalam perkembangan otak, terutama pada anak kecil.
Penelitian menemukan bahwa kurang tidur mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan perkembangan otak anak. Tidur sama pentingnya dengan pertumbuhan otak seperti halnya makanan dan air.
Orang tua sebaiknya mengutamakan jadwal tidur anak yang teratur, konsisten, dan lingkungan yang tenang agar anak mendapatkan tidur malam yang nyenyak.
Pasalnya, otak anak yang sedang berkembang akan sangat rentan mengalami gangguan tidur. Membentuk kebiasaan sejak kecil akan meningkatkan kesehatan otak. Berikut dampak jangka panjang jika anak kurang tidur: 1. Berpengaruh pada pembentukan sinapsis
Menurut penelitian, kurang tidur mempengaruhi pembentukan sinapsis pada hewan muda, menunjukkan bahwa efek yang sama mungkin terjadi pada anak-anak.
Jika anak kurang tidur maka otaknya tidak akan berkembang dan hal ini akan mempengaruhi potensi kemampuannya dalam mengingat dan menyerap ilmu pengetahuan.
Pada masa kanak-kanak, otak berkembang sangat cepat, itulah sebabnya tidur berperan sangat penting dalam penciptaan dan pemeliharaan sinapsis atau koneksi saraf pada anak. Memori, pembelajaran, dan kognisi bergantung pada neuron otak, yang tumbuh dan menguat saat kita tidur. 2. Gangguan tidur dan defisit kognitif
Menurut penelitian, hewan muda lebih sensitif terhadap kurang tidur dibandingkan hewan dewasa, yang menyebabkan daya ingat buruk dan kesulitan mempelajari hal baru.
Pada anak, dampak kognitifnya akan terwujud dalam bentuk masalah akademik atau anak akan mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah. Kurang tidur pada anak akan merugikannya, seperti sulit berkonsentrasi dan mengingat. 3. Pengaruh terhadap regulasi emosi dan perilaku
Menurut penelitian, anak-anak lebih sulit mengendalikan emosinya jika kurang tidur karena otaknya yang sedang berkembang kurang mampu beradaptasi dengan kurang tidur. Kurang tidur akan mempengaruhi kontrol emosi anak.
Lama kelamaan akan menimbulkan masalah perilaku yang serius karena tidak dapat mengendalikan emosinya dan hal ini disebabkan oleh kurang tidur. 4. Ada kemungkinan hubungan dengan gangguan perkembangan saraf
Penelitian juga mengamati hubungan antara masalah tidur dan gangguan perkembangan saraf, seperti gangguan spektrum autisme (ASD) dan skizofrenia.
Dalam studi tersebut, hewan muda yang kurang tidur menunjukkan perubahan molekuler serupa dengan yang terlihat pada ASD, menunjukkan bahwa kurang tidur selama fase kritis perkembangan meningkatkan risiko perkembangan neurologis. (Kukang Tesalonika)
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel