Bisnis.com, JAKARTA – PT Zurich Topas Life meyakini penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) membantu pertumbuhan bisnis. 

Richard Ferryanto, CEO Zurich Life, menjelaskan peningkatan produktivitas merupakan hasil inovasi dan perubahan teknologi melalui penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam proses bisnis.

Kita menggunakan AI atau kecerdasan buatan, diterapkan pada suara atau intonasi suara. Singkatnya, AI ini membantu kami, terutama layanan pelanggan yang lebih baik,” kata Richard saat bertemu di rumahnya. kantor pada Rabu (13 November 2024).

Lebih lanjut Richard menjelaskan, Zurich Life telah menerapkan sejumlah tugas otomasi dalam operasional perusahaan dengan mengotomatisasi proses dengan robot. Ini membantu bisnis mencapai efisiensi bisnis.

“Teknologi ini membantu kami mengotomatiskan proses internal terkait pemrosesan kebijakan untuk mengurangi kesalahan manusia dan membuat transaksi lebih cepat dan akurat,” kata Richard.

Menurutnya, penerapan AI pada proses bisnis ini secara tidak langsung akan meningkatkan penjualan produk asuransi jiwa Zurich Life. Peningkatan cakupan asuransi enam kali lipat telah dicatat. Selain itu, asuransi kesehatan senilai lebih dari Rp55 miliar meningkat sebesar 40%.

“Kami terus berinovasi dan terus mengalokasikan pengeluaran kami untuk teknologi. Tujuan kami adalah berinovasi dan membelanjakan inovasi. Arahnya sederhana, menyederhanakan, dan menyenangkan pelanggan. Selama kami mencapai dua tujuan ini, investasi kami akan tetap ada,” katanya.

Kematian di Zurich hingga September 2024

Sementara itu, Zurich Life melaporkan kerugian sebesar 59,58 miliar USD per September 2024. Angka tersebut lebih kecil 73,7 miliar VND dibandingkan kerugian tahun lalu. 

Kerugian di Zurich terjadi meskipun ada peningkatan pendapatan. Pendapatan premi asuransi meningkat dari Rp559,33 miliar menjadi Rp571,68 miliar. Perseroan juga mencatatkan peningkatan investasi dari Rp 62,1 miliar menjadi Rp 90,17 miliar. 

Namun, pada saat yang sama, perusahaan mengalami peningkatan biaya dan beban sehingga menyebabkan peningkatan cadangan premi. Kedua item ini meningkat dari Rp95,19 miliar menjadi Rp119,87 miliar. Cadangan devisa pun melonjak dari Rp188,11 miliar menjadi Rp217,33 miliar.

Sedangkan aset perseroan meningkat dari Rp2,11 triliun menjadi Rp2,42 triliun. 

Lihat berita dan artikel lainnya di saluran Google Berita dan WA