Bisnis.com, JAKARTA – Jelang akhir tahun, sejumlah emiten membagikan “hadiah” kepada pemegang sahamnya berupa dividen interim. Aksi korporasi ini berperan positif di masa pelemahan pasar saham.
Hingga pertengahan November 2024, emiten masih akan menerbitkan pengumuman dividen interim. Baru-baru ini, PT Indo Kordsa Tbk. (BRAM) akan menetapkan dividen interim sebesar Rp 200 per saham. Dividen perseroan sebanyak 450.56.980 saham itu mencapai Rp 90,1 miliar.
Sedangkan PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO) telah menetapkan dividen interim sebesar Rp 12 per saham pada FY2024.
Selasa (12/11/2024), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga mengumumkan pembagian dividen interim kepada investor. BBCA memutuskan untuk membagikan dividen tunai interim kepada pemegang saham sebesar Rp50 atau total Rp6,16 triliun.
Perubahan tersebut menambah daftar emiten yang akan membagikan dividen mulai November hingga Desember 2024. Emiten CPO juga sedang mempersiapkan pembagian dividen interim seperti PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. (SMAR) laba per saham Rp 105 dan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) Rp 35 per saham.
Rencana Distribusi Saham Sementara
Sukarno Alatas, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas, menjelaskan sentimen dividen mempengaruhi saham-saham yang membagikan dividen hingga tanggal dividen.
Namun tidak semua saham yang membayar dividen mendapat reaksi positif, ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/11/2024).
Dia menjelaskan, dividen interim berpeluang menarik pergerakan harga saham emiten yang membayar dividen di mata investor.
Namun, lanjutnya, hal itu bergantung pada faktor-faktor seperti apakah tingkat pengembalian yang tinggi itu bersifat laten atau tidak. Selain itu, kondisi pasar yang tidak merugikan pelaku pasar dapat menjaga pelaku pasar dan memastikan saham-saham yang membayar dividen tidak tergeser.
Sukarno berkata, “Jika ingin mendistribusikan keuntungan, Anda dapat menahan penawaran dan membeli sampai panen bagi mereka yang mengambil strategi jangka pendek.”
Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan emiten pemberi dividen sebagian besar berasal dari saham lapis kedua seperti IFII, MPXL, ASSA, AXIO, KDMS, SCMA dan MARK.
“Ini adalah sentimen yang baik bagi harga saham untuk bergerak.”
Namun, langkah tersebut tidak menjadi pendorong utama bagi saham-saham tersebut, mengingat emiten tersebut memiliki imbal hasil dividen kurang dari 3%. Moncer memanfaatkan nilai bagi hasil
Pimpinan BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan apresiasi atas kepercayaan seluruh pemegang saham sehingga perseroan mampu mencatatkan kinerja positif melalui sembilan bulan pertama tahun 2024.
Hingga akhir September 2024, laba bersih BCA dan anak perusahaan meningkat 12,8% year-on-year menjadi Rp 41,4 triliun. Total kredit BCA mencatat pertumbuhan yang stabil di semua segmen hingga mencapai Rp 877 triliun pada September 2024 atau tumbuh 14,5%. Pencapaian ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk selalu mendukung perekonomian nasional.
Perusahaan juga mencatat pertumbuhan transaksi perbankan yang konsisten dan terus berinvestasi dalam memperkuat ekosistem perbankan hybrid.
“Likuiditas dan permodalan perseroan juga akan terjaga dengan baik. Melalui keterangan tertulis, Selasa (11/12/2024) “Pembagian dividen tunai interim ini menunjukkan komitmen perseroan untuk terus beroperasi dengan sebaik-baiknya guna memberikan nilai tambah berkelanjutan kepada pemegang saham.” .
Alokasi modal BCA per September 2024 yang ditopang oleh kredit korporasi merupakan segmen dengan tingkat pertumbuhan tertinggi, naik 15,9% menjadi Rp395,9 triliun.
Sementara itu, kredit komersial meningkat 11,8% menjadi Rp135,3 triliun, dan kredit UKM meningkat 14,2% menjadi Rp120,1 triliun. Kredit konsumsi meningkat 13,1% menjadi Rp 216,5 triliun terutama ditopang oleh kredit pemilikan rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Dari sisi penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan, portofolio BCA meningkat 10,7% menjadi Rp 214 triliun atau 24,3% dari total portofolio.
Emiten ini terafiliasi dengan Hermanto Tanoko Group, PT Avia Avian Tbk. (AVIA) akan membagikan dividen interim senilai Rp11 per saham atau total $681,48 miliar. Nilai dividen interim tersebut sama dengan FY2023, namun lebih tinggi dibandingkan dividen interim FY2022 sebesar Rp 10 per saham. Dividen Avia Avian akan dibayarkan kepada investor pada 21 November 2024.
Pendapatan AVIA September 2024 sebesar Rp 1,16 triliun, meningkat 1,76%. Laba bersih mencapai RMB 5,4 triliun, meningkat 4,66%.
Head of Investor Relations Avia Avian Andreas Timothy Khadkrisno mengatakan laba bersih didorong oleh hasil penjualan yang positif, naik 12,1% secara tahunan dan 14,7% kuartal-ke-kuartal.
Andreas juga mengatakan perluasan pusat inovasi dan distribusi produk akan terus dilakukan, dibarengi dengan beberapa program penjualan lainnya. Di tengah tantangan perekonomian nasional dan ketidakpastian global, AVIA terus fokus menerapkan strategi bisnis untuk mencapai pangsa pasar dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
“Saat ini AVIA menguasai sekitar 23% pangsa pasar industri cat dan pelapis dekoratif di Indonesia,” ujarnya. Perusahaan mengoperasikan total 162 pusat distribusi yang terdiri dari 123 pusat distribusi milik sendiri dan 39 pusat distribusi pihak ketiga.
Di bidang perkayuan, beliau menjabat Sekretaris Jenderal PT Wijaya Cahaya Timber Tbk. (FWCT) Mareci Susi Afrisca Sembiring mengatakan penjualan perseroan bisa mencapai Rp 1 triliun mulai November 2024, dengan kontribusi pasar ekspor sekitar 90%, aset bersih FWCT sebesar Rp 309,07 miliar, lebih besar dari modal disetor dan cadangan wajib. . Kewalahan.
Perusahaan juga siap memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan menjaga kestabilan operasional. Oleh karena itu, manajemen memutuskan untuk membagikan dividen interim sebesar Rp7 per saham pada 4 Juli 2024 dan dividen interim pada 4 Desember 2024.
“Kami yakin dividen interim ini akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan mempererat hubungan FWCT dengan pemegang saham,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (11/9).
Selain itu, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. ( ADRO ) mengatakan akan menaikkan dividen tunai finalnya hingga maksimum $2,62 miliar. Berdasarkan keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ADRO akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November 2024.
RUPSLB mencakup berbagai hal. Salah satunya dengan menggunakan sebagian sisa laba perseroan untuk dibagikan sebagai dividen tunai final.
“Perusahaan berencana memberikan wewenang kepada pemegang saham untuk menggunakan sebagian laba ditahan sebanyak-banyaknya $2,62 miliar per 31 Desember 2023 sebagai tambahan kas final,” ujarnya. Senin (4). / 11/2024).
ADRO tetap mempunyai saldo kas yang dikelola cukup untuk membayar bunga tunai.
Per 30 September 2024, ADRO mencatatkan saldo laba diterima di muka sebesar $5,93 miliar. Dengan demikian, nilai maksimalnya adalah sebesar 44,1% dari laba ditahan ADRO.
Namun, lanjutnya, dalam rangka pengelolaan arus kas dan arus kas internal ADRO yang efektif, ADRO juga dapat menggunakan dana pihak ketiga jangka pendek untuk membayar sebagian keuntungannya.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel