Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor komoditas kakao mengalami peningkatan didorong oleh kenaikan harga komoditas tersebut di pasar internasional.
Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan rata-rata harga kakao sepanjang Januari-Oktober 2024 di pasar global mencapai $6,97 per kilogram. Nilai tersebut meningkat 112,58% dibandingkan harga rata-rata tahun 2023 yang tercatat sebesar USD 3,28 per kilogram.
“Rata-rata harga kakao pada Januari-Oktober 2024 di pasar internasional sebesar US$6,97 per kilogram atau naik 112,58% dari rata-rata harga sepanjang tahun 2023,” kata Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jumat. (11) /15). /2024).
Peningkatan juga terjadi pada volume ekspor. Amalia menyebutkan, volume ekspor barang kakao hingga Oktober 2024 mencapai 288,25 ribu ton. Volume ini meningkat 1,92% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 282,81 ribu ton.
Dengan demikian, lanjutnya, kenaikan harga kakao dan volume ekspor menjadi salah satu faktor peningkatan nilai ekspor kakao Indonesia periode Januari-Oktober 2024.
Selain itu, negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia pada Oktober 2024 adalah India dengan total ekspor 6.500 ton atau $64,4 juta, Amerika 2.500 ton dengan nilai $51,4 juta, dan China 3.500 ton atau 31,2 juta dolar.
Jadi negara tujuan ekspor kakao india Oktober 2024 adalah India, Amerika Serikat, dan China, ujarnya.
Sedangkan ekspor kakao didominasi oleh produk olahan seperti mentega, mentega kakao dan minyak atau HS 1804 yang mencapai 66,81% dari total nilai ekspor kakao pada tahun 2024.
Berdasarkan keterangan BPS, nilai ekspor kakao dan produk olahannya (HS18) mencapai USD 2,01 miliar selama Januari-Oktober 2024. Nilai tersebut meningkat 104,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD 0,98 miliar.
Perkembangan positif tersebut menjadikan kakao sebagai salah satu bahan baku yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor paling besar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Amalia mengungkapkan, nilai ekspor kumulatif produk utama Indonesia turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Komoditas tersebut antara lain bahan bakar mineral, minyak hewani dan nabati serta baja.
Namun, Amalia mengatakan penurunan tersebut dapat diimbangi dengan peningkatan ekspor komoditas nonmigas lainnya.
“…sehingga total ekspor Indonesia di luar migas masih tercatat meningkat secara kumulatif hingga Oktober 2024,” ujarnya.
Beberapa kelompok komoditas mengalami peningkatan nilai ekspor pada Januari-Oktober 2024, yaitu logam mulia dan perhiasan/batu mulia (HS71) atau meningkat sebesar US$1,68 miliar c to c, serta barang jadi dari besi dan baja (HS73) meningkat US$1,68 miliar c to c. 1,54 miliar dolar.
Kemudian tembaga dan produknya (HS74) meningkat sebesar $1,09 miliar, serta kakao dan produknya (HS18) meningkat sebesar $1,03 miliar.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel