Bisnis.com, JAKARTA – Banyak pabrikan mobil asal China, seperti BYD, yang giat menyasar pasar Indonesia. PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), milik konglomerat TP Rachmat, juga berupaya menjalin kerja sama dengan banyak pabrikan mobil China untuk memasok berbagai macam suku cadang otomotif.

Menurut CEO Dharma Polimetal Irianto Santoso, pihaknya saat ini menjalin kerja sama dengan produsen mobil di China. Namun, dia tidak membeberkan nama produsen mobil asal China tersebut.

“Mereka [produsen mobil Tiongkok] datang ke pabrik kami. Nanti kita akan kunjungi markasnya dan berdiskusi secara teknis dan informal,” ujarnya dalam pengarahan publik, Kamis (14/11/2024).

Dia mengatakan, diskusi dengan pabrikan China juga terkait dengan total pasokan suku cadang mobil yang diperkirakan mencapai 40% pada tahun 2026 dari maksimal suku cadang dalam negeri (TKDN) produk otomotif. terhadap peraturan pemerintah.

Menurut dia, investasi berkelanjutan pabrikan mobil China di pasar Indonesia memberikan peluang bisnis bagi DRMA. “Sepertinya peluangnya bagus, ini salah satu yang bisa kami jamin untuk terus berkembang. Ada banyak tempat di mana kita bisa membantu mereka [produsen China] mendapatkan produk lokal,” kata Irianto.

Sebelumnya, Direktur Dharma Polimetal Yosaphat Simanjuntak juga mengatakan, dalam penyediaan suku cadang otomotif harus ada penilaian dari kedua belah pihak, baik dari DRMA maupun dengan anggota pemegang penghargaan (APM).

“Kalau jalannya harus dua arah, mereka [APM] juga butuh suku cadang, BYD misalnya. Dulu kami juga pernah didekati Hyundai, mereka tidak bisa melakukan semuanya dalam porsi kecil,” kata Yosaphat saat ditemui di Pabrik DRMA Cikarang, Agustus ini (29/8/2024).

Sekadar informasi, selama ini DRMA telah memasok suku cadang otomotif ke berbagai pabrikan, misalnya ke Hyundai, Kia, Toyota, hingga kendaraan roda dua seperti PT Astra Honda Motor (AHM).

Yosaphat pun mengungkapkan dirinya menjalin kontak dengan BYD. Namun, pihak perusahaan belum bisa membeberkan informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut.

“Kami tidak tinggal diam, masih ada aktivitas di semua sisi, BYD juga pendatang baru, tapi penjualannya tinggi,” ujarnya.

Sedangkan untuk sektor kendaraan listrik (EV), DRMA menyediakan kotak baterai, lokasi pemasangan, dan suku cadang lainnya, mengacu pada ketentuan TKDN yang ditetapkan pemerintah.

Seperti diketahui, pabrikan mobil China tengah gencar menargetkan pasar Indonesia. Misalnya saja produsen mobil listrik asal China, BYD, yang banyak mengimpor mobil listrik ke pasar Indonesia, antara lain BYD Seal, BYD Atto 3, BYD Dolphin, dan yang terbaru BYD M6.

PT BYD Motor Indonesia juga menandatangani nota kesepahaman untuk membangun pabrik berkapasitas 150.000 unit per tahun di Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Pabrik tersebut diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2026.

Pembangunan pabrik BYD dikatakan akan memberikan peluang bagi perusahaan lokal untuk menjadikan Tanah Air sebagai pasar listrik global. Total investasi BYD di Indonesia diperkirakan melebihi US$1 miliar.

__________

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel