Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengukuhkan peringkat idA+ terhadap emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Namun banyak penghargaan yang diberikan kepada perusahaan. 

Pefindo meyakini prospek peringkat BRPT adalah stabil, mencerminkan kekuatan pasar dari segmen operasi inti, pembagian dividen dari anak perusahaan, dan arus kas dari segmen ketenagalistrikan.

Namun peringkat tersebut dibatasi oleh langkah-langkah untuk melindungi arus kas, akses terhadap dukungan keuangan yang kuat, dan risiko di sektor-sektor kuat perusahaan, demikian laporan resmi Pefindo yang dikutip, Rabu (13/11/2024).   

Peringkat BRPT dapat ditingkatkan jika kinerja perusahaan membaik yang ditunjukkan dengan terus membaiknya laporan keuangan, terutama kekuatan keuangan karena kemampuan mengurangi utang dan kemampuan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi bagi perusahaannya.

Di sisi lain, Pefindo mengatakan peringkat Pacific Barito bisa diturunkan jika pelemahan posisi keuangannya terus berlanjut akibat pengurangan sektor tersebut dari industri petrokimia, atau jumlahnya melebihi resolusi, sehingga BRPT tidak mampu menghasilkan pendapatan. kekuatan. arus kas.

“Uang kertas berada di bawah tekanan arus kas dari anak perusahaan, karena rendahnya keuntungan dari sektor petrokimia dan bencana lingkungan yang khususnya mempengaruhi sektor panas bumi.”

Pefindo menambahkan, pemeringkatan BRPT belum memperhitungkan tambahan biaya pembiayaan utang di beberapa proyek petrokimia karena keputusan investasi belum diambil. 

Didirikan pada tahun 1979, Barito Pacific merupakan perusahaan induk investasi milik Prajogo Pangestu. Saat ini, perusahaan beroperasi di dua sektor utama, yaitu petrokimia dan pembangkit listrik termal, dan mayoritas dimiliki oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN).

Per 30 September 2023, pemegang saham BRPT adalah Prajogo Pangestu dengan kepemilikan saham 71,32%, PT Barito Pacific Lumber 0,69%, PT Tunggal Setia Pratama 0,34%, dan lain-lain 27,60%.  

Saat ini, berdasarkan laporan keuangan akhir September, BRPT mencatatkan laba sebesar US$26,80 juta, atau turun 25,22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan pendapatan $35,84 juta.

Penurunan laba kotor tersebut setara dengan pendapatan operasional yang turun 20,85% year-on-year (YoY) menjadi US$1,67 miliar dari kuartal III/2024. Pendapatan BRPT yang disumbangkan sektor industri petrokimia tercatat senilai US$1,23 miliar, kapasitas US$441 juta, dan nilai lainnya US$4 juta.

Pada periode tersebut, pendapatan dan ekuitas perseroan mencapai US$1,29 miliar, turun 23,66% year-on-year. Alhasil, BRPT berhasil mengumpulkan laba bersih sebesar US$381,57 juta, turun 9,49% YoY pada kuartal III/2024.

Sebelumnya, pemasok batu bara gabungan Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mendapat sertifikasi idA+ dari Pefindo.

Analis Pefindo Kresna Wiryawan dan Ayuningtyas Nur mengatakan peringkat tersebut mencerminkan lingkungan bisnis dan cadangan serta aset pertambangan BUMI yang kuat.

Peringkat tersebut didorong oleh situasi biaya keuangan yang rendah, bisnis yang fokus, dan penurunan harga komoditas serta risiko lingkungan hidup, tulisnya dalam keterangan resmi, disebutkan, Minggu (12/11/2024).

 

Lihat berita dan pembaruan lainnya di Google Berita dan Saluran WA