Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan tidak ada peserta lelang wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) produk bijih besi.
Kepala Dinas Mineral dan Batubara (Dilgen Minerva) ESDM Tori Winarno mengatakan pihaknya berencana menjual 20 WIUP pada 2023, cukup untuk emas, nikel, bijih besi, galena, dan batu bara. Namun dari jumlah tersebut, ada 14 WIUP yang dilelang.
Ia pun menjelaskan beberapa alasan mengapa enam WIUP sisanya tidak dilelang. Salah satunya adalah WIUP komoditas bijih besi.
“Tidak ada permintaan bijih besi. Nah, kalau rata-rata kita impor besi sekitar 16 juta ton per tahun, saya tidak tahu,” kata Tori kepada panitia, Selasa XII DPR, dalam rapat dengar pendapat bersama RI. /11/2024) Namun Pak Terry tidak menjelaskan blok penambangan bijih besi mana yang dimaksud. Namun berdasarkan catatan pelaku usaha, blok pertambangan bijih besi yang terjual pada tahun lalu adalah blok WIUP Muliya Agung di Provinsi Kalimantan Tengah dan blok Ulu Lawas di Provinsi Sumatera Selatan.
Selain itu, Tori mengatakan sisa WIUP tersebut tidak dilaksanakan karena KPK sedang mendalami lahan dimaksud. Selain itu, ada pengalihan lahan tambang yang dimaksud.
Sementara berdasarkan catatan Bisnis, pada semester II 2023 Kementerian ESDM berencana menyediakan 21 WIUP dalam dua tahap untuk mineral logam dan batubara. Gelombang I sebanyak 10 WIUP terdiri atas emas, nikel, tembaga, dan batu bara.
Gelombang kedua sebanyak 11 WIUP kemudian mencakup emas, nikel, bijih besi, galena, dan batu bara.
Lelang WIUP dua putaran ini merupakan lelang pertama yang dilakukan pemerintah pasca diundangkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) pada 12 Januari 2009.
Tori mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Deputi Penasihat Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara atau JAM Datun dalam proses tender WIUP. Dia memastikan seluruh rangkaian lelang akan dilakukan secara profesional.
“Jika ada tambahan pihak yang menentang, silakan menjawab dalam masa keberatan,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel