Business.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemnerin) mengindikasikan penurunan besaran anggaran pada 2025 akan berdampak pada pembiayaan sejumlah program prioritas pemerintah.
Sedangkan anggaran Kemenperin tahun 2025 sebesar Rp2,5 triliun atau berkurang 34% dibandingkan anggaran tahun ini sebesar Rp3,83 triliun. Kementerian Perindustrian mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun depan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Menperin) mengatakan pemotongan anggaran tahun 2025 akan berdampak pada 9 program prioritas pemerintah, termasuk industri manufaktur.
Tahun depan kita tidak bisa memberikan dana untuk pengembangan dan pengembangan lebih lanjut industri berbasis pengolahan hasil laut, sagu, teh, susu, dan hortikultura,” kata KPK dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI, Selasa. / 11/2024)
Ia menjelaskan, program utama yang dimaksud adalah bantuan teknis untuk memenuhi persyaratan standar industri hijau, yang akan mengurangi biaya 25 perusahaan industri.
Program kedua, yaitu pengembangan fasilitas dan industri lambung kapal, hanya mampu melayani 1.000 industri lambung kapal dari 6.000 industri lambung kapal pada tahun depan.
Ketiga, dari total 3.906 persyaratan ICM, sebanyak 1.365 pelaku usaha dapat diberikan Program Pengembangan Wirausaha Baru atau WB, ujarnya.
Keempat, program yang terdampak adalah pelatihan vokasi sistem 3 in 1 yang telah menjangkau 1.070 orang dari total kebutuhan 75.170 orang, baru mendapat alokasi pelatihan vokasi teknis/keterampilan sebanyak 2.537 orang, sehingga 10.096 siswa belum mendapatkan pelatihan vokasi. dana hibah yang dialokasikan, dan siswa kejuruan baru untuk sekolah tersebut sebanyak 1.712 siswa, sehingga 6.763 siswa masih mendapat dukungan finansial Tidak dapat menemukan
Kelima, rekonstruksi mesin industri besar dan pengembangan teknologi UKM hanya dapat memenuhi 73 dari total kebutuhan 422 perusahaan/UMKM.
Pengembangan dan pengembangan lebih lanjut industri berbasis pengolahan keenam, kelautan, sagu, teh, susu, dan hasil hortikultura. Ketujuh, terealisasinya 4 promosi luar negeri melalui Osaka World Expo, Paris Airshow dan lain-lain.
Kedelapan, yakni terlambatnya fasilitasi sertifikasi TKDN produk dalam negeri yang bisa diterbitkan untuk 875 dari total 3.375 sertifikasi produk.
Terakhir, membantu dalam memenuhi dan memenuhi regulasi terkait sektor industri serta membantu penyusunan regulasi turunan PP sektor industri yang hingga saat ini belum dibiayai.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel