Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Rapat Koordinasi pada Senin (11/11/2024) yang mengundang pimpinan industri pengolahan susu (IPS), importir susu, asosiasi peternak, dan dinas peternakan. Lalu apa saja yang akan dibicarakan dalam pertemuan tersebut?

Kepala Biro Humas dan Informasi Kementerian Pertanian Moh. Arif Kahiono memastikan pihaknya akan menggelar pertemuan hari ini di Kementerian Pertanian bersama asosiasi peternak dan importir susu.  

“Iya silahkan datang,” kata Arif usai dikonfirmasi Bisnis, Senin (11/11/2024).

Sayangnya, Arif tidak memberikan informasi tambahan mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

Dalam keterangan resminya, Kementerian Pertanian menyatakan akan menggelar Rakor pada Senin, 11 November 2024 yang akan mengundang pimpinan IPS, importir susu, asosiasi peternak, dan dinas peternakan.

Agun Suganda, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Ternak Kementerian Pertanian, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan penyerapan susu segar dari peternak lokal.

Langkah tersebut merespons laporan pembatasan kuota penyerapan oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) yang berdampak pada keberlangsungan usaha peternak sapi perah. Rencananya pertemuan ini akan membahas langkah-langkah strategis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Agung mengatakan pertemuan tersebut akan fokus pada upaya konkrit mengatasi dampak yang dialami para peternak, khususnya di daerah seperti Pasuruan dan Boyolali akibat menurunnya penyerapan susu IPS.

Sementara itu, Menteri Pertanian Agun Andi Amran mengaku Suleiman memperhatikan situasi saat ini dan akan berkomunikasi langsung dengan pemangku kepentingan yang digelar di Kementerian Pertanian di Jakarta.

“Kami berharap pertemuan ini menghasilkan keputusan yang adil bagi semua pihak, khususnya para peternak yang merupakan tulang punggung produksi susu nasional,” kata Agung, Minggu (11/10/2024).

Menurut Kementerian Pertanian, peran aktif IPS dan importir susu dalam pengadaan susu segar dari peternak lokal merupakan bagian penting dari solusi jangka panjang.

Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan berbagai pilihan kebijakan untuk menjamin konsumsi susu segar di dalam negeri secara optimal dan berkelanjutan.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah peternak dan pengumpul susu di beberapa kabupaten seperti Boyolali dan Pasuruan memprotes minimnya adopsi Industri Pengolahan Susu (IPS).

Pengurus KUD Mojosongo Boyolali, Sriyono, tidak mendapat pasokan susu yang cukup dari peternak dan pengepul karena terbatasnya kuota susu yang masuk ke IPS.

Kata dia, normalnya Koperasi KUD Mojosongo setiap harinya memproduksi 23.000 liter susu, namun yang didapat turun menjadi 15.000 liter.

KUD Mojosongo, lanjutnya, rata-rata menerima 23.000 liter susu per hari dari peternak. Jika koperasi di Boyolali memproduksi sekitar 140.000 liter per hari, industri hanya mampu memproduksi 110.000 liter per hari. Artinya ada kelebihan produksi dari peternak sebesar 30.000 liter per hari yang tidak bisa diserap tanaman.

Sriyono IPS menemukan terbatasnya pasokan susu disebabkan berkurangnya pemeliharaan pabrik, berkurangnya konsumsi, dan membaiknya standar kualitas.

“Kita membuang susu yang tidak diterima oleh industri karena susunya tidak bisa bertahan lama. Alasan industri tidak menerimanya karena mesinnya sudah diperbaiki dan pasarnya buruk. Artinya produknya tidak bisa dijual di industri. .dan sebagainya. Pada akhirnya, mereka mengurangi produksi. “Sebagian besar produksi impor berasal dari susu. Kira-kira, Shriono, Jumat (8/11/2024).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA