JAKARTA Bisnis.com – Perusahaan e-commerce Amerika Serikat, Amazon, mengakui data karyawannya dibobol dalam sebuah insiden. Data yang bocor meliputi informasi kontak seperti alamat email, nomor telepon, dan lokasi gedung.
The Verge melaporkan pada Selasa (11/12/2024) bahwa pelanggaran tersebut telah terjadi sejak tahun lalu dan diyakini terkait dengan masalah keamanan di salah satu vendor pengelola properti milik perusahaan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan kepada The Verge, juru bicara Amazon Adam Montgomery mengatakan perusahaannya diberitahu tentang insiden keamanan yang mempengaruhi banyak pelanggan penjual, termasuk Amazon.
“Kami ingin memberi tahu Anda bahwa salah satu vendor manajemen properti kami mengalami peristiwa keamanan yang berdampak pada beberapa pelanggan kami, termasuk Amazon,” kata Montgomery dalam sebuah pernyataan.
Meskipun pelanggaran data terbatas pada informasi kontak kantor, Amazon dan sistem utama AWS tetap aman, dan data sensitif seperti nomor jaminan sosial, identifikasi pemerintah, dan informasi keuangan tidak terpengaruh, tegas Montgomery.
Amazon mengatakan data yang bocor tersebut mencakup informasi dari 25 organisasi, termasuk MetLife, HP, HSBC, dan Canada Post. Pelanggaran ini terkait dengan kerentanan dalam sistem transfer file MOVEit yang terungkap tahun lalu dan juga mempengaruhi perusahaan-perusahaan besar seperti BBC, British Airways dan Sony.
Hudson-Rock juga menunjukkan bahwa data yang dipublikasikan di forum peretasan adalah bagian dari kumpulan data yang lebih besar yang mencakup lebih dari 2,8 juta baris data yang ditemukan oleh Amazon.
Jumlah karyawan yang terkena dampak tidak diungkapkan, namun Amazon mengatakan hanya informasi kontak karyawan yang dibobol dalam pelanggaran data tersebut.
“Satu-satunya informasi Amazon yang terlibat adalah informasi kontrak kerja karyawan, termasuk alamat email kantor, nomor telepon kantor, dan lokasi gedung,” kata Montgomery.
Amazon terus memantau situasi dan berkomitmen mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi data karyawan di masa mendatang.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel