Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Ratings meyakini arus perdagangan dan investasi akan masuk ke kawasan Asean dan India setelah Donald Trump sukses memenangkan pemilu 2024 di Amerika Serikat.
Moody’s memperkirakan pemerintahan Trump akan lebih memilih menempuh kebijakan ekonomi proteksionis. Artinya Trump akan menerapkan tarif perdagangan yang tinggi dan memperketat investasi di sektor-sektor strategis.
Dengan demikian, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin memanas. Dengan ekspektasi melemahnya perekonomian Tiongkok, investor akan mencoba mencari negara alternatif.
“Yang akan berdampak negatif pada perekonomian Tiongkok dan akibatnya mempengaruhi pertumbuhan regional. Namun, perubahan ini mungkin menguntungkan India dan negara-negara Asia [Asia Tenggara],” demikian laporan terbaru Moody’s yang diterbitkan Senin (11/11/2024).
Secara khusus, Moody’s melihat risiko gangguan global pada pasokan semikonduktor menjadi semakin nyata. Hingga saat ini, China dikenal sebagai pemasok utama produk semikonduktor dunia.
Secara keseluruhan, Moody’s menyatakan bahwa tindakan proteksionis Trump akan mengganggu rantai pasokan global dan berdampak buruk pada sektor-sektor yang bergantung pada bahan dan barang impor.
“Seperti manufaktur, teknologi, dan ritel,” lanjut laporan itu
Oleh karena itu, pemerintah juga memperkirakan investor asing akan semakin banyak yang beralih ke Indonesia di masa depan setelah Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada tahun 2024.
Wakil Menteri Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Arus/BKPM Nurul Ichuan menjelaskan, perang dagang antara AS dan China akan semakin intensif ketika Trump kembali menjadi kepala negara Paman Sam.
Saat pertama kali menjadi Presiden AS pada 2017-2021, Trump menaikkan tarif impor banyak barang strategis dari Tiongkok, yang kini akan semakin meningkat, misalnya tarif impor sel surya dan semikonduktor dari 25% (2018) menjadi 50%. (2024 ) dan tarif impor mobil listrik dari 25% (2018) menjadi 100% (2024).
Selama kampanye, lanjut Ichawan, Trump juga kerap menyampaikan rencananya untuk mengenakan tarif menyeluruh sebesar 10-20% pada seluruh barang yang diimpor ke AS, dengan tambahan tarif sebesar 60-100% pada barang asal Tiongkok.
“Di tengah perang dagang AS-China sejak 2019, Indonesia telah menerima transfer investasi dan divestasi dari 58 perusahaan senilai $14,7 miliar yang berasal dari AS, Eropa, dan Asia,” kata Ichawan kepada Bisnis, Sabtu (9/11/2024). .
Menurutnya, investor asing melirik negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) sebagai alternatif pengganti China. Menurutnya, investasi di ASEAN pada beberapa sektor penting seperti semikonduktor dan panel surya meningkat pesat sejak perang dagang AS-China.
Oleh karena itu, Yichuan menegaskan pemerintah akan berupaya memanfaatkan perang dagang antara AS dan Tiongkok yang bisa semakin intensif akibat kemenangan Trump.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel