Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mengklarifikasi dampak acara Investree terhadap industri fintech P2P lending.

Ketua Aftech Pandu Sjahrir mengatakan, pembatalan izin penyelenggara layanan fintech peer-to-peer lending berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap industri tersebut.

“Sebenarnya dampaknya bukan soal uang, tapi kepercayaan pasar. Ujung-ujungnya bisnis kita, itu soal kepercayaan. Saya juga menyesal telah melakukannya,” kata Pandu saat ditemui usai acara Bulan Fintech Nasional di Kasablanka Mall Jakarta pada Senin. kata Pandu. (11 November 2024).

Menurutnya, penting bagi para pelaku fintech P2P lending untuk membangun kepercayaan pasar melalui edukasi dan literasi serta memastikan tata kelola yang baik.

Namun menurut Pandu, kisah Investree merupakan fenomena biasa di tengah naik turunnya industri.

“Jadi itu yang terjadi dan sejujurnya itu normal. Kalau pasar lesu, pasti ada yang terkena dampaknya. Hanya ada dua hal, kelalaian atau penipuan. Itu bisa terjadi di mana saja di dunia,” kata Pandu.

Meski kepercayaan pasar menurun, Pandu memastikan status quo seluruh industri P2P lending terus berlanjut. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran kredit yang terus tumbuh, sedangkan NPL dan TWP90 terkendali di bawah 5%.

Hingga September 2024, P2P lending sebesar Rp74,48 triliun, naik 33,73% (yoY/yoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi kelayakan kredit, TWP90 industri masih aman sebesar 2,38% dan setiap tahunnya membaik dibandingkan 2,82%.

“Industrinya aman, tapi industrinya masih dalam resesi. Itu sebabnya rodanya sekarang turun dan sekarang naik.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel.