Bisnis.com, Jakarta – Kegiatan ekspor industri tekstil dan tekstil (TPT) mulai bangkit setelah menyasar pasar non-tradisional, salah satunya negara-negara Timur Tengah seperti Dubai dan Qatar.​

Platinum. Taufiek Bawazier, Direktur Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, mengatakan ekspor TPT meningkat 0,19% pada kuartal I 2024 mencapai US$2,95 miliar.​

Tawfik mengatakan dalam keterangan resmi yang dirilis, Senin (21/5/2024): “Meski banyak terjadi konflik antar negara, situasi pasar ekspor masih dipengaruhi ketidakpastian perekonomian global.”

Hal ini didorong oleh banyaknya pelaku industri yang menggarap produk non-tradisional. Taufiek mengatakan salah satu perusahaannya, PT Mahugi Jaya Sejahtera, mengekspor tiga dus kain berukuran 300.000 meter senilai US$350.000 atau setara Rp5,58.​

Produsen TPT lokal disebutkan sudah berkomitmen mengekspor 5 juta meter per tahun dan akan terus ditingkatkan untuk membuka pasar nontradisional.​

Selain pasar ekspor utama yang menjadi basis Indonesia, seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, ujarnya.​

Taufiek mengatakan, pasar pakaian dan pakaian jadi di negara-negara Timur Tengah akan terus tumbuh signifikan dalam lima tahun ke depan, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 7%, dan nilai pasar fesyen diperkirakan mencapai US$89 miliar.​

“UEA dan Arab Saudi menguasai hampir separuh pasar industri fesyen Timur Tengah, dan konsumsi di Qatar terus meningkat,” kata Taufiek.

Kementerian Perindustrian mencatat ekspor tekstil dan pakaian jadi Indonesia ke negara-negara Timur Tengah menyumbang sekitar 5,4% dari total ekspor negara tersebut, senilai US$753 juta. Artinya pangsa pasarnya hanya 1,5%.

Oleh karena itu, upaya peningkatan ekspor ke negara-negara Timur Tengah menjadi langkah penting, jelasnya.

Industri TPT harus terus mendorong upaya memulihkan kinerja PDB industri TPT yang terkontraksi.​

Pada triwulan I tahun 2024, kinerja industri TPT mulai membaik secara signifikan, dengan PDB meningkat sebesar 2,64% year-on-year, 5,92% year-on-month, dan 5,92% lebih tinggi dibandingkan triwulan IV tahun 2023. Perubahan pendapatan -1,15%.​

Di sisi lain, investasi pada industri pakaian jadi juga mengalami peningkatan. Di antaranya, investasi PMA meningkat 70,2% mencapai US$194,3 miliar.”​

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel