Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi politik yang stabil dan penurunan suku bunga yang terus berlanjut diperkirakan akan meningkatkan minat perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di bursa. Penawaran umum perdana (IPO) perusahaan pelat merah atau anak perusahaan diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2025.
Kevin Praharyawan, Direktur Pasar Modal Investment Banking PT BRI Danareksa Sekuritas, mengatakan berbagai faktor seperti ketegangan geopolitik, makroekonomi, dan tahun politik sangat mempengaruhi pasar modal Indonesia tahun ini.
“Di satu sisi, saya menilai tahun ini bukan saat yang tepat bagi masyarakat untuk melakukan aksi korporasi,” kata Kevin dalam rapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Dengan katalis positif yang perlahan bermunculan, Kevin memperkirakan banyak perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar atau besar yang akan berupaya melakukan IPO melalui IPO pada tahun mendatang.
Kevin juga mencermati, dalam beberapa tahun terakhir, banyak BUMN dan anak perusahaan BUMN yang mencoba masuk ke pasar modal.
Kevin melihat BUMN dan anak perusahaan BUMN tertunda masuk ke pasar modal karena situasi politik dan perekonomian tahun ini.
“Mungkin mereka akan mencoba kembali masuk ke pasar,” kata Kevin.
Kevin juga mengatakan, saat ini sudah ada perusahaan pelat merah atau anak perusahaan pelat merah yang melakukan IPO dalam pipeline IPO BRI Danarex Securities.
“Ada [BUMN], tapi saya belum bisa memastikannya,” kata Kevin.
Beberapa BUMN dan anak usaha BUMN dikabarkan berminat mencatatkan sahamnya di bursa. BUMN dan anak usaha BUMN tersebut adalah PT Pertamina Hulu Energi, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PalmCo.
Sementara itu, PalmCo sebelumnya mengumumkan akan menunda penawaran umum perdana. Dirjen PTPN III Abdul Ghani mengatakan penundaan ini bergantung pada kebijakan pemerintahan baru Prabowo Subianto.
Sementara itu, Ketua Umum Pupuk Indonesia Rahmad Priadi sebelumnya mengatakan pihaknya terus mempersiapkan IPO dengan meningkatkan kinerja keuangan Pupuk Kaltim.
Tercatat, seperti PalmCo, Pertamina Hulu Energi juga menunda penawaran umum. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan PHE perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum melakukan IPO.
Kartika mengatakan PHE saat ini fokus pada eksplorasi dan produksi, serta merger dan akuisisi asing.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel