Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut krisis pangan merupakan ancaman nyata bagi ketahanan negara. Kita perlu bertindak cepat untuk ini.
Menteri Pertanian (Menton) Andy Amran Suleman mengatakan kekurangan pangan merupakan masalah besar bagi negara mana pun. Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian besar terhadap persoalan ini.
Mengutip data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), Amran mengatakan setidaknya 58 negara menghadapi kelaparan parah pada tahun 2023. Kemudian, 725 juta orang di dunia menderita gizi buruk, dimana 55% berada di Asia dan 38% di Afrika.
“Sekarang sedang terjadi krisis global. “720 juta saudara kita sekarat karena kelaparan, sekitar 1 miliar kini mati kelaparan di dunia,” kata Amran pada Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan di kantor Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu (6 ). / 11/2024).
Di Indonesia sendiri, data Kementerian Dalam Negeri dan Kesehatan (2023) menunjukkan 7–16% penduduk Indonesia mengalami kelaparan atau 21,5% mengalami kelaparan.
Menurut Amran, kejadian cuaca ekstrem seperti El Nino dan La Nina sangat berbahaya di Indonesia. Sebab, menurutnya Indonesia masih mampu bertahan ketika krisis ekonomi melanda, seperti COVID-19.
“Tapi kalau krisis pangan, krisis politik, dan negara bisa krisis. Jadi kita lindungi,” ujarnya.
Untuk mengatasi krisis pangan, Amran mengatakan pemerintah akan membangun lumbung pangan di Merau. “Kita sedang membangun 1 juta hektare [di Meruk]. Kalau selesai, Indonesia akan mandiri pangan dan menjadi keranjang pangan dunia,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Satgas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Ahmed Rizal Ramdhani mengatakan, operasi pencetakan padi di Desa Wanam dan sekitarnya, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, merupakan bagian dari pengembangan lahan pertanian skala besar. Rencana di Merauke.
Ia mengungkapkan, sekitar 100 ribu hektare lahan pertanian akan dikembangkan dari Wanam hingga Muting sehingga total targetnya mencapai 10 lakh hektar.
“Ada program cetak sawah di Wanam, dimulai dari Merauke di Wanam. Ada juga rencana 100 ribu hektare di sekitar Merau, lalu yang akan kita mulai dari Wanam sampai Muting sekitar 1 juta hektar.” Ahmad Rizal mengatakan, informasi tersebut diberikan dengan mengutip dari situs resmi sekretariat kementerian.
Untuk mendukung program ini, pemerintah juga akan membangun sejumlah infrastruktur pendukung seperti dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 km dari Wanam hingga Muting.
Nantinya, infrastruktur ini akan memberikan petani akses terhadap peralatan pertanian dan transportasi hasil panen.
Merau memiliki ketersediaan air yang melimpah dan sangat dibutuhkan para petani karena didukung oleh kondisi dataran dan lahan basah. Selain itu, tanah di kawasan ini rata-rata subur dan lapisan tanah hitam berkisar 15-30 cm sehingga sangat mendukung program swasembada pangan di Merau.
“Kami rasa ini sangat membantu dan program swasembada pangan akan tercapai melalui Merauk,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel