Bisnis.com, Jakarta — Calon emiten PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) mematok harga pelaksanaan IPO sebesar Rp 880 per saham sehingga berpotensi menghimpun dana Rp 264 miliar.
Dalam penawaran umum perdana (IPO), Daz Barah Listari menawarkan total 300 juta saham dengan harga Rp 835 hingga Rp 900 per saham secara bookmaking. Berdasarkan e-IPO.co.id, harga pelaksanaan IPO Daz Barah Listari ditetapkan Rp880 per saham dalam penawaran umum yang diperkirakan berlangsung pada 1 November hingga 7 November 2024.
Manajemen DAAZ dalam prospektus mengungkapkan, perseroan berniat menggunakan total dana hasil penawaran umum ini sebesar 33,34 persen untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja. Rinciannya, 98,6% akan digunakan untuk pembelian bijih nikel dan 1,4% untuk modal kerja.
Kemudian 66,66% akan dialokasikan sebagai pinjaman kepada anak perusahaan. 50% akan dialokasikan ke PT Bara Mcmore Doitama untuk pembelian batu bara. Kemudian 50% dialokasikan ke PT Indo Lautan Energi untuk pembelian solar.
DAAZ juga mengungkapkan, setelah penawaran umum saham perdana, mulai 30 April 2024, DAAZ berniat membagikan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan sebesar 100% laba bersih tahun berjalan.
“Besarnya dividen akan tergantung pada hasil operasi dan arus kas perseroan, serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana investasi perseroan di masa depan serta memperhatikan hukum korporasi.” Manajemen tertulis
Dalam prospektus tersebut juga dijelaskan bahwa pemilik manfaat utama DAAZ adalah Aaron Sutanto. Erwin Sutanto juga merupakan salah satu direktur perusahaan publik lainnya bernama PT Apexindo Pratama Duta Tbk sebagai direktur. (PUNCAK).
Sebagai informasi, Daz Bara Listari bergerak dalam bidang usaha grosir dan pemeliharaan logam dan logam. DAAZ memiliki anak perusahaan dengan bidang usaha seperti perdagangan, jasa angkutan laut, dan jasa pertambangan.
Penjamin emisi dalam IPO ini adalah Henan Putihrai Sekuritas. DAAZ diperkirakan akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 11 November 2024.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel