Bisnis.com, Jakarta – Perekonomian Indonesia kemungkinan akan melambat pada tahun ini. Pada kuartal pertama tahun 2024, pertumbuhan tahunannya mencapai 5,11%, namun melambat menjadi 5,05% pada kuartal kedua, dan terakhir mencapai 4,95% pada kuartal ketiga tahun 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Segara Research Institute Peter Abdulla Redjalam, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan meningkat signifikan pada tahun 2024.
Menurut dia, laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan meningkat dari 4,95% menjadi 5% dibandingkan periode yang sama.
“Pertumbuhan yang mengecewakan di tengah PHK besar-besaran pada Q4 2024. Serta kurangnya kebijakan untuk meningkatkan permintaan,” ujarnya, Selasa (11/4/2024).
Senada, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan langkah stimulus pemerintah akan mendukung pertumbuhan negara. Perkiraan tingkat pertumbuhan PDB tahunan adalah 5%.
Perlambatan ini tercermin dari terhentinya aktivitas produksi selama empat bulan berturut-turut. Akibatnya, permintaan dalam negeri menurun sehingga berdampak pada konsumsi. Masa sekolah juga memberi tekanan pada daya beli keluarga. Akibatnya, pertumbuhan konsumsi melambat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia diperkirakan mencapai 5,683 triliun 900 juta won pada kuartal ketiga tahun 2024 berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku, dibandingkan dengan 3,277 miliar 600 juta won atas dasar harga konstan pada tahun 2010.
Sepanjang triwulan III tahun 2024 atau Januari hingga September 2024, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,03% dari sisi produksi. Kelompok usaha penginapan dan makanan minuman mempunyai tingkat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,29%, dan dari sisi belanja, komponen PK-LNPRT memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,10%.
Di tempat lain, Teuku Riefky, Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, memperkirakan pertumbuhan ekonomi setahun penuh akan berkisar antara 5% hingga 5,05% atau rata-rata 5,03% pada tahun 2024.
Riefky menilai, akhir tahun ini perekonomian Indonesia mungkin tidak akan mengalami pertumbuhan signifikan sebelum adanya faktor musiman seperti libur Natal dan Tahun Baru di penghujung tahun.
Hal ini terjadi meskipun terdapat masalah struktural selama bertahun-tahun yang menyebabkan penurunan produktivitas. Namun situasinya akan lebih jelas pada tahun 2024.
“Jika tidak ada perubahan struktural dalam waktu dekat, perekonomian Indonesia mungkin akan terus bergantung pada faktor musiman. “Mungkin diperlukan dorongan yang lebih besar untuk mempertahankan pertumbuhan sebesar 5% saja.”
Berbagai faktor eksternal selain masalah keluarga juga berpotensi mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Misalnya saja ketegangan geopolitik, periode penyesuaian suku bunga keuangan, dan penyesuaian kebijakan perekonomian nasional. Baru saja terjadi pemilu besar di seluruh dunia, stimulus utama pemerintah Tiongkok adalah melemahkan rantai nilai global. Hal tersebut mempengaruhi potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Optimisme tahun 2024 sebesar 5,1%
Untuk itu, Chief Economist PT Bank Mandiri TBK (BMRI) Andriy Asmuro menilai keputusan pemerintah untuk mencapai target visi 5,1% memerlukan insentif konsumsi berupa jaminan sosial dan bantuan sosial bagi masyarakat ekonomi bawah.
Berbeda dengan kelas menengah, pemerintah harus menggunakan kebijakan secara rasional dan mempertimbangkannya. Untuk mencegah konsumsi golongan ini
“Untuk kelas menengah, kami akan memperlambat kenaikan biaya hingga akhir tahun ini.”
Pada saat yang sama, lebih merangsang perekonomian. Pemerintah harus mendorong sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan rekrutmen angkatan kerja yang tinggi, seperti pertanian dan industri.
Meskipun mereka membutuhkan banyak tenaga kerja. Namun kedua sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan PDB pada kuartal III tahun 2024.
Sejak Agustus 2023 hingga Agustus 2024, sektor pertanian, perdagangan, dan pengolahan merupakan sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi, yaitu sekitar 1,31 juta orang, 0,78 juta orang, dan 0,66 juta orang.
Beliau mengatakan, “Oleh karena itu, pertumbuhan kedua sektor ini harus didorong atau dirangsang untuk meningkatkan dan merekrut lebih banyak tenaga kerja.
Menteri Keuangan Srimulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,1% pada tahun 2024 dan 5,2% pada tahun 2025, sejalan dengan perkembangan fiskal dan moneter pada kuartal ketiga tahun 2024.
Sri Muliani menjelaskan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di atas 5% pada kuartal III-2024. Ia mengungkapkan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pastinya pada November 2024.
“Mengingat perkembangan ekonomi yang kami amati dan proyeksikan hingga akhir tahun 2024, pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,1 persen pada akhir tahun ini,” Sirimuliani, komite stabilitas keuangan bank tersebut, mengatakan pada konferensi pers. Kantor Pusat Indonesia Jakarta Jumat (10/10/2024)
Bendahara Negara menjelaskan, keyakinan tersebut didasari oleh perkembangan konsumsi rumah tangga yang positif. Khususnya bagi kalangan atas. Oleh karena itu, hal ini diyakini dapat mendorong kegiatan produktif dan komersial.
Namun BPS baru akan mencatat dan mempublikasikan pertumbuhan ekonomi setahun penuh pada Februari tahun depan. Akankah tujuan pemerintah tercapai?
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.