Bisnis.com, Jakarta – Penerbit alat kesehatan PT Jayamas Medica Industrial Tbk (OMED) membukukan laba bersih Rp 212,6 miliar pada kuartal III 2024 karena peningkatan volume penjualan.
Laba bersih OMED naik 15,6% year-on-year (y/y) dari Rp 183,5 miliar pada kuartal III 2024, berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga 30 September 2024.
Realisasi tersebut disebabkan oleh peningkatan rata-rata penjualan berbagai kategori produk sebesar 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. OMED membukukan peningkatan penjualan sebesar 7,7% menjadi Rs1, dari kuartal sebelumnya sebesar Rs1,27 triliun. 36 triliun
Sementara itu, laba usaha meningkat 14,2% menjadi Rp 238,1 miliar pada kuartal III 2024 dari Rp 208,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu, akibat dampak peningkatan penjualan tersebut.
Selain itu, EBITDA OMED mencapai 323,5 miliar rupiah, naik 15,8% year-on-year.
Direktur OMED Leonard Hartand mengatakan peningkatan kinerja OMED disebabkan oleh peningkatan penjualan pada kategori-kategori utama seperti bahan habis pakai dan sekali pakai medis, perawatan luka, diagnostik, dan peralatan.
Ia menambahkan, setiap tahunnya terjadi peningkatan produk medis sekali pakai sebesar Rp 30,1 miliar, perawatan luka sebesar Rp 31,6 miliar, dan peralatan diagnostik dan diagnosa sebesar Rp 16,6 miliar.
“Pertumbuhan ini mencerminkan hasil yang signifikan pada kategori-kategori utama kami,” kata Leonard dalam keterangannya, Senin (11/4/2024).
Beliau mengatakan: Pabrik OMED yang berarti gedung produksi Foley Catheter telah dikembangkan di Mojwagon dan kini beroperasi dengan kapasitas produksi tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya.
“Kami berharap peningkatan kapasitas ini dapat tercermin pada kinerja produksi kami dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan,” kata Leonard.
Sementara total aset OMED tercatat sebesar 2,7 triliun rupiah per 30 September 2024, meningkat 6,2 persen dibandingkan akhir tahun 2023.
Modal OMED juga meningkat dari 2,2 triliun rupiah pada akhir tahun 2023 menjadi 2,3 triliun rupiah pada triwulan III tahun 2024, dan total utang meningkat dari 336,1 miliar rupiah menjadi 355,5 miliar rupiah pada 30 September 2024.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel