Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) kini beranggotakan PT Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan ELARANG Negara (Persero) atau PLN bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Presiden AESI Mada Aiyu Habsari berharap keseragaman norma PLN dengan Kementerian ESDM dibarengi dengan roadmap pemasangan PLTS rooftop di tahun-tahun mendatang. 

“Sekarang kami ingin kembali memberikan data bagaimana kesiapan anggota kami menghadapi norma PLTS yang diinformasikan oleh Direktur Eksekutif EBTKE,” kata Mada saat dihubungi, Selasa (5/7/2024). 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis, PLN bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sepakat menetapkan plafon PLTS sebesar 3.375 gigawatt (GW) antara tahun 2024 hingga 2025. 

Rencananya kuota tersebut akan ditambah hingga tahun 2028 setelah kuota 3.375 GW yang dialokasikan pada tahun 2025 terpakai penuh. 

Sementara itu, aturan baru terkait norma PLTS Atap akan terkoneksi dengan jaringan listrik milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Permian ESDM) di PLTS Atap No. 2 pada tahun 2024. 

Dengan Keputusan Menteri ini, jangka waktu norma akan ditentukan secara berkala selama 5 tahun atas usulan PLN. Artinya, periode standar harus diperpanjang hingga 2028 mengikuti peraturan baru tentang panel surya atap. 

Meski demikian, Aiyu menegaskan perseroan optimistis mampu menyerap norma yang ditetapkan Kementerian ESDM. Dia mendorong pengembang dan lini bisnis engineering, pengadaan dan konstruksi (EPC) untuk menangkap peluang tersebut. 

“Yang menjadi perhatian anggota kami adalah bagaimana mendistribusikan norma tersebut, kami akan menghormati peraturan yang ada karena kami ingin berkembang bersama dengan ekosistem ketenagalistrikan di Indonesia,” ujarnya. 

Sementara itu, perhitungan kuota PLTS Atap tidak berbeda jauh dengan target kapasitas PLTS Atap RUPTL terpasang pada tahun 2025. Pada tahun tersebut, direncanakan total kapasitas PLTS Atap sebesar 3,6 GW yang akan diintegrasikan ke dalam sistem ketenagalistrikan Tanah Air. .

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kapasitas kumulatif instalasi PLTS pada akhir tahun 2023 berada di level 573,8 megawatt (MW). Sedangkan PLTS Atap hanya menyumbang sekitar 90 MW hingga akhir tahun lalu.  

Badan energi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas panel surya kumulatif menjadi 770,7 megawatt tahun ini. 

Sebelumnya, AESI mengumumkan terdapat proyek PLTS Atap berkapasitas 2 GW yang telah terkontrak dan akan dikontrak dari masyarakat dalam 2 tahun ke depan. Lebih tepatnya, 800 megawatt (MW) pada tahun ini, dengan sisa sekitar 1,2 GW pada tahun 2025. 

Dengan revisi peraturan tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan kementerian akan menyasar pasar industri dan komersial dengan kapasitas atau skala yang relatif besar.  

“Sebenarnya PLTS Atap yang ada saat ini agak menyulitkan rumah tangga karena tidak ada ekspor impor dan tidak ada komisi. Dulu bisa saja, kata Dadan saat bertemu dengan Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (23/2/2024). 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel