Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Keuangan (OJK) mengumumkan indikator risiko kredit, risiko kredit (LaR) perbankan, semakin mendekati level sebelum pandemi Covid-19.
Kepala Pengawasan Bank OJK Dian Ediana Rae menjelaskan penurunan LaR berlanjut pada September 2024 sebesar 10,11% dibandingkan Agustus 2024 yang masih 10,17%.
“Tingkat LAR juga mendekati 9,93% pada Desember 2019,” ujarnya saat konferensi pers di Dewan Direksi (RDK) OJK, Jumat (1/11/2024).
Pinjaman berisiko merupakan indikator distribusi risiko bank. LaR meliputi kolektibilitas 1 kredit yang telah direstrukturisasi, kolektibilitas 2 atau pertimbangan khusus, dan kredit bermasalah (NPL).
Dian kemudian menjelaskan, hingga bulan kesembilan tahun ini, kualitas kredit perbankan masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,21%, turun tipis dibandingkan angka 2,26% pada Agustus 2024. NPL net terpantau stagnan. di tingkat. 0,79. % seperti bulan sebelumnya.
Sementara itu, saldo pinjaman hingga September 2024 masih dua poin per tahun (year-on-year/Yoy) atau 10,85% dari saldo Rp7.579,25 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dana pihak ketiga atau DPK juga mengalami kenaikan 7,04% YoY ke level Rp 8.721,78 triliun dibandingkan kenaikan 7,01% pada bulan sebelumnya, dengan rekening masih menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar.
Terkait likuiditas, Dian mengatakan kondisi masih mencukupi hingga September 2024 dengan rasio Instrumen Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD) sebesar 112,66% dan Instrumen Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) 25,4%. Angka ini tercatat bahkan di atas ambang batas, ambang batas lainnya masing-masing sebesar 50% dan 10%.
“Secara keseluruhan, ROA [return on assets] perbankan meningkat menjadi 2,73% dibandingkan 2,69% pada Agustus lalu, yang menunjukkan masih lemah dan suku bunga tidak berubah,” lanjutnya.
Terakhir, Dian menjelaskan, rasio permodalan atau CAR (capital adequacy ratio) perbankan selama sembilan bulan tahun ini relatif tinggi, yakni naik menjadi 26,85% dibandingkan Agustus lalu yang berkisar 26,69%. “Hal ini memberikan nilai mitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian global saat ini,” ujarnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel