Bisnis.com, JAKARTA – PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) mencatatkan rekor pada periode Januari-September 2024 seiring meningkatnya minat haji dan umrah di Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan interim perseroan 30 September 2024 disebutkan pada Kamis (31/10/2024), HAJJ mencatatkan pendapatan sebesar Rp677,89 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Sementara itu, pendapatan pada periode yang sama tahun lalu tahun sebelumnya sebesar Rp 313,81 miliar.

Presiden Direktur RC Buena Travelindo Saipul Bahari mengatakan, kontribusi segmen hotel mencapai 88,70% terhadap total pendapatan.

“Kami terus memperkuat fokus pada segmen ini karena menawarkan margin yang lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya,” kata Saipul dalam keterangannya.

Selain itu, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp45,44 miliar per 30 September 2024, meningkat 31,9% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp34,44 miliar.

Peningkatan tersebut turut mendongkrak laba sebelum pajak, dimana perseroan mencatatkan laba sebesar Rp 23,99 miliar per 30 September 2024, meningkat 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 21,97 miliar.

Namun laba bersih HAJJ per 30 September 2024 direvisi turun menjadi Rp16,70 miliar, turun 2,5% dari tahun sebelumnya Rp17,13 miliar.

Dari sisi neraca keuangan, perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp281,82 miliar per 30 September 2024, meningkat 48,8% dibandingkan total aset sebesar Rp189,39 miliar per 31 Desember 2023.

Di sisi lain tercatat sebesar Rp 118,47 miliar per 30 September 2024 dari Rp 42,73 miliar pada akhir tahun 2023. Ekuitas perseroan pun meningkat, dari Rp 146,65 menjadi Rp 163,35 miliar per 30 September 2024. .miliar per akhir Desember 2023

Saipul optimistis dapat melanjutkan kinerja positif perseroan hingga akhir tahun 2024 dengan adanya kerja sama strategis antara BPKH Limited dan RS ABT anak usaha HAJJ dalam pengelolaan hotel di Mekkah dan Madinah.

“Hal ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan stabilitas bisnis perseroan di masa depan,” ujarnya.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel