Bisnis.com, JAKARTA – Sering memakai sepatu hak tinggi bisa berdampak buruk bagi kesehatan kaki, salah satunya munculnya kapalan. Apa itu?
Menurut Dr. Dimas Raditya, Sp.OT(K)-Bunion, Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi), Konsultan Kaki dan Pergelangan Kaki RS Mayapada Jakarta Selatan, Bunion merupakan suatu kondisi munculnya taji tulang pada sendi di pangkal jempol kaki. (jempol kaki) dari kaki.
Bunion ini bisa terjadi pada wanita yang sering memakai sepatu hak tinggi dengan ujung lancip. Sepatu dengan ujung yang sempit menyebabkan banyak tarikan dan tekanan pada bagian samping sepatu dan bagian luar jempol kaki, sehingga menyebabkan jempol kaki terus menerus proses inflamasi yang menyebabkan terbentuknya bunion tersebut,” kata dr Dimash dikutip dari situs resmi Mayapada Hospital.
Selain itu, kata dia, bunion juga bisa terjadi pada orang yang memiliki faktor risiko seperti faktor bentuk anatomi kaki yang diturunkan, kaki rata, riwayat cedera kaki, dan radang sendi.
Gejalanya bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Pada tahap awal, mungkin terjadi pembengkakan atau kemerahan di sekitar persendian.
Namun seiring berjalannya waktu, struktur normal tulang berubah, bunion bisa menjadi benjolan besar yang menyebabkan nyeri hebat.
Kelainan bentuk ini berangsur-angsur bertambah, terutama saat berjalan atau memakai sepatu, serta terbatasnya pergerakan pada jempol kaki.
Bunion yang parah diikuti dengan perubahan arah jempol kaki ke arah jari kaki di sebelahnya sehingga menimbulkan kondisi yang disebut hallux valgus. Bahkan jempol kaki pun bisa mengalami over-riding atau melotot, yakni jari kaki yang tumpang tindih, jelasnya. Dr. . Andre Triadi Desnantyo, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Kaki dan Pergelangan Kaki di Mayapada Hospital Surabaya.
Dalam kasus bunion yang ringan, Dr. Dimas menyarankan untuk beralih ke sepatu yang memungkinkan pergerakan jari kaki bebas, penyangga lengkungan yang baik, dan kaki yang nyaman.
Latihan peregangan dan penguatan secara teratur juga dapat menjaga mobilitas dan kelenturan sendi. Latihan seperti leg curl, heel raise, dan leg curl dapat meningkatkan sirkulasi dan mengurangi kekakuan otot dan sendi.
Sedangkan kasus bunion yang parah dan tidak kunjung membaik dapat ditangani dengan penatalaksanaan non-invasif atau operatif, yang bertujuan untuk mengurangi keluhan pasien dan meningkatkan kualitas aktivitas sehari-hari.
Penanganan non bedah dapat dilakukan dengan mengganti kaki dengan sepatu yang nyaman dan menggunakan spacer (bantalan) di antara jempol kaki dan jari telunjuk untuk mencegah memburuknya gejala.
Selain itu, untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan, kompres dingin dengan es dan minum obat pereda nyeri juga dapat dilakukan oleh orang yang mengeluh nyeri karenanya.
Untuk perawatan bedah, Dr. Andri Primadhi, Sp.OT (K) Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Spesialis Kaki dan Pergelangan Kaki Mayapada Hospital Bandung, menjelaskan teknik operasi bunion berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan bunion.
Pada beberapa kondisi, bunion bisa disebabkan oleh masalah lain, misalnya kaki rata, sehingga dokter tidak bisa mengobati bunion sendirian tanpa mengatasi masalah yang mendasarinya.
Setelah operasi, pasien dapat langsung berjalan dengan bantuan sepatu khusus yang dapat diganti dengan sepatu biasa dalam waktu 4 minggu.
Sebelum menjalani pengobatan ini, sebaiknya seseorang berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi untuk dilakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang, seperti rontgen untuk melihat bentuk tulang kaki.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA