Bisnis.com, TERNATE – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengatakan proyek perkebunan tebu untuk bioetanol di Merauke, Papua Selatan akan mulai berproduksi pada 2027.
Pengembangan ekosistem industri bioetanol sebagai bahan bakar alternatif merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai tujuan swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Untuk bioetanol, kita juga sedang mengembangkan ekosistem Merauke. Ini akan menjadi sumber pasokan bahan baku terbesar,” kata Yuliot pada pertemuan Rabu (30/10/2024) di Ternate, Maluku Utara.
Nantinya, kata Yuliot, proyek tersebut akan mencakup tiga unit fasilitas produksi bahan baku bioetanol dengan kapasitas masing-masing 300.000 kiloliter per tahun.
“Kita berharap pada tahun 2027 kita sudah bisa memproduksi bioetanol,” kata Yuliot.
Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah sedang menyiapkan lahan seluas 2 juta hektar (ha) untuk program swasembada gula dan bioetanol di Merauke.
Tanah-tanah ini dibagi menjadi tiga kelompok. Cluster 1 dan Cluster 2 mencakup sekitar 1 juta hektar, Cluster 3 mencakup 504.373 hektar, dan Cluster 4 mencakup sekitar 400.000 hektar.
Pada klaster 3 akan dibangun perkebunan tebu dan diintegrasikan dengan industri gula dan bioetanol. Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar 5,62 miliar dolar atau sekitar Rp 83,27 triliun.
Rinciannya, dari total investasi tersebut dibutuhkan Rp29,2 triliun untuk pembangunan perkebunan tebu dengan teknologi mekanisasi pertanian, Rp53,8 triliun untuk pembangunan lima pabrik gula dan bioetanol, Rp120 miliar untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM). pusat pelatihan dan Rp 150 miliar per tahun untuk membangun unit penelitian dan inovasi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel