Bisnis.com, Jakarta – Tarif impor AS yang lebih tinggi terhadap barang-barang Tiongkok dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Di sisi lain, hal ini juga berpotensi memaksa China untuk fokus pada konsumen dalam negeri.
Tim analis Goldman Sachs Inc yang dipimpin oleh Xinquan Chen mengatakan dalam laporannya pada Jumat (1/11/2024) bahwa jika ada tarif yang lebih tinggi, Beijing akan terpaksa meningkatkan dukungan fiskal untuk mendongkrak permintaan domestik.
Chen mengatakan gelombang stimulus pemerintah tahun ini – yang mencakup program tukar tambah peralatan rumah tangga dan dukungan real estate – siap untuk mendorong pertumbuhan tahun depan ke arah yang sama.
“Jika barang-barang Tiongkok menghadapi tarif AS yang lebih tinggi tahun depan, hal ini akan menyoroti peralihan ke permintaan domestik,” demikian laporan yang dikutip Bloomberg pada Jumat (1/11).
Analis Goldman memperkirakan tarif 20% pada barang-barang Tiongkok jika Trump memenangkan kursi kepresidenan. Hal ini akan menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Panda sebesar 0,7% dan mempengaruhi pembentukan modal dan ekspor.
Dalam hal ini, mereka juga memperkirakan Tiongkok akan menoleransi pelemahan yuan untuk mengurangi dampaknya, memperluas program penggantian barang dan peralatan rumah tangga, dan memberikan bantuan tunai yang ditargetkan kepada beberapa rumah tangga.
Analis dan investor semakin melihat pejabat Tiongkok beralih ke konsumsi hanya jika gambaran perdagangan memburuk. Investor veteran Asia Weijian Shan, ketua eksekutif PAG, juga mengatakan lingkungan eksternal yang penuh tantangan akan membantu para pejabat memprioritaskan konsumsi untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Tiongkok menyebut penurunan permintaan pada tahun 2021 sebagai tantangan utama dan telah berulang kali berjanji untuk meningkatkan konsumsi pada pertemuan Politbiro, sebuah badan yang terdiri dari pejabat tinggi Tiongkok.
Banyak ekonom – termasuk penasihat kebijakan dan mereka yang bekerja di lembaga swasta – telah menyarankan memberikan uang kepada keluarga untuk meningkatkan pengeluaran dalam beberapa tahun terakhir, namun Beijing sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda menerapkan saran tersebut.
Organisasi-organisasi termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) juga menyerukan keseimbangan ekonomi di Tiongkok agar tidak bergantung pada investasi dan perdagangan. Sementara itu, AS juga mengkritik kelebihan pasokan dalam perekonomian Tiongkok.
Bagi Beijing, meningkatnya permusuhan terhadap tindakan pembatasan yang dilakukan AS dan Tiongkok di bidang teknologi utama hanya memperkuat tekad Presiden Xi Jinping untuk memprioritaskan kemandirian teknologi dan manufaktur.
Para pemilih Amerika akan mempertimbangkan persaingan antara Donald Trump dan Kamala Harris pada hari Selasa. Mantan presiden tersebut mengatakan dia akan mengenakan tarif lebih dari 60% pada barang-barang Tiongkok jika terpilih.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel