Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melaporkan peningkatan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp 2,37 triliun pada kuartal III 2024.

Jumlah tersebut meningkat 15,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan mencapai Rp 2,06 triliun pada kuartal III 2023.

Penjualan bersih kuartal III 2024 meningkat 7,4% menjadi Rp 24,23 triliun pada kuartal III 2024 dari Rp 22,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu, demikian laporan keuangan KLBF yang dikutip Jumat (1/11/2024).

Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk. Irawati Setiadi mengatakan selama 9 bulan terakhir, berbagai inisiatif strategis perusahaan telah dilaksanakan sesuai rencana, khususnya pembangunan ekosistem onkologi, biologi, obat generik, dan alat kesehatan.

“Meskipun mewaspadai guncangan eksternal akibat kondisi keuangan dan geopolitik global, kami yakin perusahaan dapat terus tumbuh dan memanfaatkan peluang di sektor kesehatan Indonesia untuk memperkuat kemandirian industri kesehatan Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi. .

Penjualan bersih Kalbe Farma ditopang oleh segmen obat resep yang meningkat 10,4% menjadi Rp 6,25 triliun pada kuartal III 2024, dari Rp 5,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, hal ini juga didukung oleh segmen produk kesehatan yang tumbuh sebesar 4,0% year-on-year mencapai Rp 2,74 triliun pada Q3 2024 dari peningkatan Rp 2,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Hal ini semakin didukung oleh segmen makanan yang meningkat sebesar 2,8% menjadi Rp6 triliun pada Q3 2024 dari Rp5,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya sektor distribusi dan logistik tumbuh 12,6% dengan investasi sebesar Rp7,86 triliun pada triwulan III 2024 dibandingkan Rp6,98 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Ekspor dari seluruh sektor kemudian ditambah dengan kontribusi sebesar Rp1,32 triliun pada triwulan III 2024, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,42 triliun.

Secara keseluruhan, penjualan domestik bersih meningkat 8,4%, sementara penjualan ekspor bersih turun 7,4% pada kuartal ketiga tahun 2024 dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun 2023.

Iravati menjelaskan, tekanan tersebut terutama disebabkan oleh kendala di sejumlah negara eksportir, seperti ketidakstabilan politik, pembatasan izin impor, dan melemahnya daya beli konsumen.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam menghadapi risiko geopolitik dan fluktuasi keuangan global, Kalbe Farma terus menerapkan strategi melalui manajemen rantai pasokan dan manajemen inventaris dengan tetap mengutamakan ketersediaan produk.

“Untuk menjaga margin ke depan, kami akan terus menjaga efisiensi bisnis dengan memanfaatkan digitalisasi dan manajemen kinerja pemasaran untuk mendorong pertumbuhan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, strategi kenaikan harga juga dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat dan perseroan juga memiliki dana dalam dolar AS untuk mengimbangi fluktuasi rupee karena sebagian besar bahan baku belum dikirim. masuk.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, Kalbe Farma tetap menjaga prospek tahun 2024, pertumbuhan penjualan di kisaran 6-7%, pertumbuhan laba bersih di kisaran 13-15%, dan kebijakan dividen di 45-55%. % dari laba bersih sampai tahun 2023.

“Perusahaan akan melanjutkan program pembelian kembali saham dengan anggaran Rp1 triliun untuk mendukung harga saham dan menjamin nilai pemegang saham yang optimal,” ujarnya.

Penafian. Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong jual beli saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA