Bisnis.com, JAKARTA – Hilangnya Redaksi Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) meningkat menjadi US$59,9 juta atau sekitar Rp 940,14 miliar (berdasarkan nilai tukar Rp 15.695 per dolar AS) pada periode 9 bulan tahun 2024.

Posisi kerugian tersebut lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 21,38 juta dollar AS atau sekitar Rp 335,55 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan sembilan bulan tahun 2024, TPIA mencatat pendapatan sebesar $1,23 miliar, terkoreksi luas sebesar 25,9% dari posisi yang dilaporkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar $1,66 miliar dolar.

Koreksi pendapatan terlihat pada turunnya kontribusi penjualan pasar domestik menjadi 1 miliar dolar AS dan penjualan ekspor menjadi 225,24 juta dolar AS.

Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar $1,2 miliar pada September 2024. Dengan demikian, total sisa laba setelah dikurangi biaya adalah sebesar $27,63 juta.

Biaya pendapatan pada periode 9 bulan tahun 2024 relatif lebih rendah sebesar 24,63% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,59 miliar dolar AS.

Lebih dari separuh biaya pendapatan berasal dari pembelian bahan mentah dan produk jadi dari Perusahaan Perdagangan Produk Saudi Aramco. Sedangkan pembelian bahan baku dari Aramco tercatat sebesar US$589,1 juta.

Sebelumnya, Direktur Sumber Daya Manusia dan Korporasi TPIA Suryandi memperkirakan permintaan produk minyak bumi akan tetap kuat pada paruh kedua tahun ini.

“Kami juga berharap kegiatan Turn Around Maintenance [TAM] yang baru saja selesai dapat mengoptimalkan operasional dan keandalan pabrik kami secara maksimal,” kata Suryandi saat dihubungi, Minggu (29/09/2024).

Menurut Suryandi, berakhirnya masa operasional TAM akan mendukung rencana pengembangan dan ekspansi bisnis perseroan ke depan.

Namun, kata dia, industri petrokimia dalam negeri relatif tertekan akibat kondisi pasar global yang tidak menentu dan situasi geopolitik yang akhir-akhir ini memberikan tekanan pada margin korporasi.

“Tahun ini kami mengembangkan portofolio bisnis di sektor energi dan infrastruktur untuk mendukung strategi pertumbuhan dan kinerja perusahaan,” ujarnya.

Sedangkan total utang TPIA tercatat sebesar $2,44 miliar, relatif di bawah posisi 31 Desember 2023 sebesar $2,62 miliar.

Sementara itu, kekayaan bersih TPIA untuk periode yang berakhir 30 September 2024 adalah sebesar $2,9 miliar, sedikit di bawah nilai akhir tahun 2023 sebesar $2,99 miliar.

Di sisi lain, total aset TPIA hingga periode 9 bulan tahun 2024 adalah $5,34 miliar. Posisi pencatatan aset turun relatif sedikit dari posisi yang berakhir pada Desember 2023 sebesar $5,61 miliar.

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel