Bisnis.com, Jakarta – Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan akan memprioritaskan produksi beras lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal dan mengurangi ketergantungan impor. 

Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Wahyu Subariyono mengatakan pihaknya saat ini belum berencana mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan tahun depan.

“Belum ada [rencana impor beras]. Kita harus berusaha menyerapnya secara lokal. Antusiasme kita lokal,” kata Wahiu saat ditemui di Kantor Kementerian Koperasi di Jakarta, Kamis (31/10/2024). .

Wahyu menjelaskan, stok beras yang dikelola Berom Bulog setidaknya membutuhkan 2,64 juta per tahun. Artinya kebutuhan beras untuk bantuan pangan mencapai 220 ribu per bulan. ton beras.

“Stok bantuan pangan bulanan yang dikelola Bulog sebanyak 220.000 ton dan hanya perlu ditingkatkan dua kali lipat dalam satu tahun,” jelasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan Indonesia masih mengimpor beras pada sembilan bulan pertama tahun 2024. bulan. Nilai impor sebesar 2,01 miliar. 1 USD). . 

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto bertekad menjadi negara mandiri pangan dalam empat tahun ke depan.

Perjanjian Hukum Paten. pada tahun 2024 Januari-September impor beras tercatat 3,23 juta ton, kata Ketua BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

“Pada tahun 2024 Januari-September impor beras sebesar 3,23 juta ton atau 2,01 miliar dolar AS”, – Selasa, dalam laporan statistik resmi BPS mengenai perubahan ekspor dan impor tahun 2024. pada bulan September 2024).

Amalija mengatakan, sebagian besar negara yang mengimpor beras berasal dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan.

1,14 juta berasal dari Thailand. ton beras, dari Vietnam – 988.040 ton, dan dari Pakistan – 463.396 ton beras. pada tahun 2024 Januari-September Indonesia juga mengimpor beras dari Myanmar sebanyak 407.449 ton dan India sebanyak 202.677 ton.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel