Bisnis.com, JAKARTA – Hubungan dengan Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan investor asing belum berminat mengakuisisi PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) alias Sritex yang dinyatakan pailit.
Airlangga menjelaskan, pemerintah akan bertemu dengan sejumlah investor asing yang berminat berinvestasi di industri tekstil Indonesia. Namun, lanjutnya, investor asing belum mau mengakuisisi Sritex, perusahaan tekstil Indonesia.
Mereka [investor asing] tidak tertarik [mengakuisisi Sritex],” kata Airlangga dari Kantor Koordinasi Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, ada lima belas investor asing yang tertarik menanamkan modalnya di ibu kota Indonesia. Pemerintah dan investor asing akan bertemu pada Jumat (1/11/2024).
Menurut dia, calon investor ingin memindahkan pabriknya dari China ke Indonesia. Airlangga mengatakan, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membuat investor asing melirik ke negara lain.
“Mereka hanya melihat dua negara ASEAN, yaitu Vietnam dan Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa memanfaatkan hal ini,” ujarnya.
Airlangga menjelaskan, investor asing ingin mendapat perlakuan yang sama seperti Eropa dan Amerika Serikat, terutama dalam hal bea masuk. Oleh karena itu, penurunan bea masuk hanya bisa dicapai jika perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa atau IEU-CEPA dapat ditandatangani dengan cepat.
“Itu hanya bisa dicapai dengan penandatanganan IEU-CEPA karena ekspor Vietnam ke Eropa dan Amerika tidak ada pajak impor. Di Indonesia lebih tinggi dari 16%, 10-20%,” tutupnya.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan agar Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) diselesaikan dalam waktu dekat.
Airlangga Hartarto mengaku, beberapa permintaan persetujuan ke Uni Eropa sudah mendapat lampu hijau dari Prabowo. Oleh karena itu, lanjutnya, perjanjian tersebut bisa segera ditandatangani.
“Pembicaraan ini (pembicaraan IEU-CEPA) mencakup dua atau tiga hal. Setelah mendapat persetujuan dari Presiden, kami sudah menghubungi Menteri Perdagangan, berharap masalah teknisnya bisa diselesaikan dan disetujui secara hukum,” kata Airlangga dalam keterangannya. Kantor Koordinasi Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2024).
Ia menjelaskan, ada dua hal yang terus diminta UE: transmisi digital dan transparansi ekspor. Menurut dia, Prabowo tidak ingin kendala teknis tersebut menghambatnya.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Channel WA