Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diminta mengevaluasi terlebih dahulu sebelum memutuskan impor 1 juta ekor ton beras pada tahun 2025 Sebab, saham-saham yang ada saat ini masih aman.
Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (Aepi) Khudori mengatakan, sebelum mengambil keputusan melanjutkan impor beras, pemerintah perlu memastikan alokasi 3,6 juta ton pada tahun ini terpenuhi. impor beras berton-ton akan berjalan lancar.
Menurut perhitungannya, kalau bisa terealisasi penuh 3,6 juta ton kuota impor beras, Indonesia tidak perlu menambah kuota impor baru.
Menurut Khudori, saat itu total impor sebesar 3,6 juta ton, Bulog punya 1,2 juta. ton stok. Jumlah itu, lanjutnya, cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional Bulog awal tahun depan.
“Ini cukup untuk kebutuhan operasional Bulog selama tiga hingga empat bulan pada awal tahun depan,” kata Khudori kepada Bisnis, Rabu (30/10/2024).
Menurut “Catatan Bisnis”, pemerintah sedang mempertimbangkan kemungkinan mengimpor 1 juta ton beras untuk menambah pasokan pangan nasional. Rencana tersebut sejalan dengan perkiraan penurunan produksi beras nasional pada tahun ini.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan dengan memberikan bantuan sebesar 1 juta ton beras impor dengan mempertimbangkan keseimbangan produksi dan perkiraan stok beras tetap terjaga hingga tahun 2025. pada bulan Februari
“Ini tambahan 1 juta ton. “1 juta ton tentu diperhitungkan dalam neraca produksi, lalu berapa stok yang kita perlukan hingga Februari nanti,” kata Arief dalam rapat di Kementerian Kehutanan, Selasa (29/10/2024).
Arief mengatakan produksi beras antara Desember dan Februari secara historis menurun sehingga memerlukan cadangan pangan. Kendati demikian, Arief menegaskan pemerintah sedang menggalakkan produksi beras dalam negeri.
Jika produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan nasional, pemerintah akan mencari alternatif pasokan lain dari luar negeri.
“Kita semua sudah mencoba produksi di dalam negeri, tapi perkiraan BPS kurang banget, kita harus punya stok,” ujarnya.
Kerangka sampel lapangan Kantor Pusat Statistik (CSO) mencatat dalam laporannya bahwa produksi beras dalam negeri diproyeksikan mencapai 30,34 juta ton. Jumlah tersebut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 760.000 ton atau 2,44 persen.
Pada tahun 2024 pada bulan Januari-April, produksi mengalami penurunan sebesar 1,91 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun BPS mencatat pada Mei-Agustus dan September-Desember produksi beras masing-masing meningkat dan mencapai 0,16 juta ton. ton dan 1 juta
Sedangkan total konsumsi beras pada tahun 2024 Januari-Desember sebesar 30,92 juta ton atau 310.000 ton lebih banyak dibandingkan tahun yang sama pada tahun 2023.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel